kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

10 negara yang tidak ramah untuk bisnis


Jumat, 30 Januari 2015 / 12:09 WIB
10 negara yang tidak ramah untuk bisnis
ILUSTRASI. Petugas membersihkan TV di Electronic City, SCBD, Jakarta, Selasa (3/11/2020). Kominfo Akan Bangun Infrastruktur di Daerah yang Belum Terjangkau Siaran Televisi Digital


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LONDON. Untuk dua tahun berturut-turut, Indonesia kembali masuk dalam top 10 negara yang paling tidak ramah untuk melakukan bisnis. Peringkat ini dikeluarkan oleh TMF Group Complexity Index.

Dalam keterangan resminya, TMF Group menjelaskan, meskipun saat ini posisi Indonesia turun dari level 5 (di 2013) menjadi 9 (di 2014), kompleksitas dari lingkungan bisnis di Indonesia masih berada di posisi dua di kawasan Asia Pasifik. Posisi pertama diduduki oleh Korea.

Sekadar informasi, TMF Group sudah merangking 81 juridiksi di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia Pasifik, dan Amerika terkait seberapa kompleks mereka melakukan bisnis yang menyangkut peraturan dan perspektif kepatuhan.

TMF menilai, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia sudah melakukan kemajuan yang signifikan dalam memperbaiki lingkungan bisnisnya. Sebut saja dengan memangkas pajak korporasi, mempermudah proses penerbitan izin usaha, dan mengubah undang-undang untuk memberikan perlindungan lebih besar kepada perusahaan asing. Kendati begitu, birokrasi yang terlalu kompleks dapat mempengaruhi kemampuan sebuah perusahaan dalam mendirikan bisnis.

Sebagai ilustrasi, untuk memulai bisnis di Indonesia seperti perseroan terbatas, bisa jadi merepotkan di mana waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan izin mencapai 45 hari. Bandingkan dengan negara-negara OECD yang hanya memakan waktu 12 hari. Demikian pula halnya dengan membayar pajak, yang membutuhkan rata-rata 51 pembayaran per tahun dibanding dengan rata-rata negara OECD yakni 13 pembayaran.

TMF Group juga menguraikan, pelantikan Joko Widodo sebagai presiden baru, menjadi langkah positif bagi Indonesia. Pasalnya, Jokowi berkomitmen memberantas korupsi sebagai prioritas utama dan menjadikan Indonesia sebagai pasar yang lebih bersahabat khususnya bagi tetangga terdekatnya yakni ASEAN. Agenda lain yang tak kalah penting adalah mendorong investasi asing langsung ke Indonesia.

"Di luar kompleksitas dan tingginya biaya untuk berbisnis di Indonesia, negara ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan masih tetap menjadi destinasi populer bahi investasi asing. Jika dihitung berdasarkan PDB, nilai investasi asing langsung yang dimiliki Indonesia lebih besar dari China, India, atau Brazil," jelas Vinod Kumar, Managing Director TMF Group di Indonesia.

Berikut adalah 10 rangking negara yang paling tidak bersahabat untuk berbisnis:

1. Argentina
2. Brazil
3. Bolivia
4. Uni Emirat Arab
5. Korea
6. Meksiko
7. Polandia
8. Paraguay
9. Indonesia
10. Thailand




TERBARU

[X]
×