kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS akan melarang warganya melancong ke Korut


Senin, 29 Mei 2017 / 14:32 WIB
AS akan melarang warganya melancong ke Korut


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. Para anggota Kongres Amerika Serikat mendorong dikeluarkannya peraturan yang melarang turis Amerika mengunjungi Korea Utara (Korut).

Pada Kamis (25/5) lalu, dua anggota Kongres mengusulkan peraturan yang bertujuan untuk memangkas sumber pendapatan asing terhadap pemerintahan Kim Jong Un dan mencegah Korut menahan warga negara Amerika Serikat (AS).

"Turis mengunjungi Korut tidak melakukan apa pun selain menambah pundi-pundi bagi rezim Kim Jong Un -- dan dana itu akan digunakan untuk mengembangkan senjata yang mengancam AS dan aliansinya. Yang lebih buruk lagi, rezim ini secara rutin menawan warga asing yang tak bersalah dan menggunakan mereka sebagai alat tawar menawar untuk mengangkat kredibilitas dengan Barat," demikian pernyataan Joe Wilson, dari Partai Republik.

Peraturan yang dikenal sebagai North Korea Travel Control Act ini akan mensyaratkan penerbitan izin bagi warga AS yang berpergian ke Korut. Izin untuk berwisata tidak akan dikeluarkan.

Aksi ini dilakukan menyusul pengetatan kebijakan dalam beberapa bulan terakhir dari AS, China, dan beberapa negara lain yang bertujuan untuk menekan rezim Korut atas pengembangan program nuklir mereka.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS dengan tegas mengingatkan warga AS untuk tidak pergi ke Korut. Mereka mengatakan, ada risiko yang sangat serius atas penawanan dan penahanan jangka panjang di bawah sistem hukum Korut.

Data Departemen Luar Negeri AS menunjukkan, setidaknya, ada 16 warga AS yang sudah ditahan dalam satu dekade terakhir. Empat di antaranya masih ditahan hingga saat ini.

Meski demikian, masih ada saja warga AS yang bepergian ke Korut.

Anggota Kongres dari Demokrat Adam Schiff mengingatkan, meningkatnya ketegangan dengan Korut semakin menaikkan risiko penahanan warga AS untuk alasan polisi.

Jika peraturan ini dilegalkan, maka hal ini akan menjadi kabar buruk bagi warga AS petualang yang menjadikan Korut sebagai salah satu negara tujuan. Namun, hal itu diyakini tidak akan berdampak pada perekonomian Korut, yang sangat bergantung pada China.

Wilson mencatat, memang ada peningkatan kunjungan ke Korut oleh warga AS dan turis dari negara Barat lainnya. Namun, jumlah mereka kalah jauh dari jumlah turis China ke Korut.

Koryo Group, perusahaan yang agen perjalanan yang berbasis di Beijing, mengestimasi terdapat 100.000 turis yang mengunjungi Korut setiap tahunnya. Dari jumlah itu, 95% merupakan warga China.

Koryo juga bilang, ada sekitar 2.000 pelancong dari negara lain ke Korut tiap tahunnya. Hanya 20% di antaranya merupakan warga AS.

"Program senjata Korut tidak membuat industri pariwisata Korut merugi," jelas Simon Cockerill, general manager Koryo.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×