kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,01   -11,51   -1.23%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dunia: Perekonomian global menuju pemulihan


Rabu, 11 Januari 2017 / 07:34 WIB
Bank Dunia: Perekonomian global menuju pemulihan


Sumber: Antara,Xinhua | Editor: Yudho Winarto

WASHINGTON. Bank Dunia melihat pemulihan moderat perekonomian ekonomi global di tahun-tahun mendatang. Laju pertumbuhan pada 2017 dan 2018 masing-masing diprediksi 2,7 % dan 2,9 %.

Tingkat pertumbuhan pada 2017 itu lebih cepat daripada perkiraan pertumbuhan 2,3 % pada 2016, namun 0,1 persentase poin lebih rendah dari proyeksi yang dibuat pada 2016, kata Bank Dunia dalam Prospek Ekonomi Global terbarunya, Selasa (11/1).

Lembaga donor yang berbasis di Washington itu mengaitkan sedikit percepatan dalam pertumbuhan dengan perbaikan di negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang, karena mereka diharapkan melihat berkurangnya "headwinds" (situasi yang membuat pertumbuhan lebih sulit), terutama menguatnya harga-harga komoditas.

Bank Dunia memperkirakan negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang tumbuh 4,2 % pada 2017 dan 4,6 % pada 2018, meningkat dari 3,4 % pada 2016.

Ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan akan memberikan kontribusi 1,6 % terhadap pertumbuhan global pada 2017, atau sekitar 60 % dari pertumbuhan global untuk pertama kalinya sejak 2013.

Bank Dunia mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi China tidak berubah, dengan pertumbuhan 2017 sebesar 6,5 % dan untuk 2018 sebesar 6,3 %.

Ekonomi China akan melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan karena negara tersebut sedang melakukan "rebalancing" (penyeimbangan kembali) dari manufaktur ke jasa-jasa, meskipun muncul kembali kekhawatiran untuk pasar properti, kata bank.

Berbeda dengan pertumbuhan relatif ringan yang terlihat di negara-negara emerging market, negara-negara maju akan terus tumbuh tidak terlalu bagus di tahun-tahun mendatang.

"Negara-negara maju terus menderita oleh lemahnya pertumbuhan yang mendasari dan inflasi rendah, sementara ketidakpastian tentang arah kebijakan ke depan meningkat," kata Bank Dunia.




TERBARU

[X]
×