kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berani menantang dominasi Harley Davidson (2)


Rabu, 21 Juni 2017 / 12:44 WIB
Berani menantang dominasi Harley Davidson (2)


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Tri Adi

Pernah mendengar merek sepeda motor premium Royal Enfield? Jika pernah, Anda pasti tak menyangka bahwa sepeda motor gede antik itu asli buatan India. Merek motor Royal Enfield mulai diperhitungkan di pasar global karena tangan dingin miliarder Vikram Lal. Kesuksesan Royal Enfield berawal dari keberanian Vikram mengakuisisi saham Enfield India pada 1990 silam. Sejak tahun lalu, Royal Enfielf bahkan menantang dominasi Harley Davidson dengan masuk pasar AS.

Salah satu kunci keberhasilan Vikram Lal yakni mengakuisisi produsen sepeda motor premium Royal Enfield. Kelahiran bisnis Royal Enfield tak lepas dari kejelian Vikram sebagai pebisnis.

Sebagai generasi kedua, didikan sang Ayah, Man Mohan Lal, sangat mempengaruhi Vikram. Man terbukti sebagai pebisnis yang gigih dan ulet karena memulai bisnis Eicher Motors dari titik nol.

Selepas menyabet gelar sarjana teknik mesin di Technical University Darmstadt, Jerman, Vikram terjun langsung menangani perusahaan milik sang ayah. Salah satu strategi bisnis andalan Vikram yakni diversifikasi.

Di tangan sang ayah, bisnis Eicher berkibar kencang sebagai importir sekaligus produsen truk. Tak puas menguasai pasar truk di India, Vikram menggandeng Mitsubishi untuk memproduksi kendaraan komersial pada 1982.

Ambisi ekspansi mendorong Vikram untuk memburu dana dari bursa saham. Pada 1987, Eicher melantai di bursa saham (IPO).Pasca Eicher melantai di bursa  Eicher membeli 26% saham produsen motor Enfield India Ltd.

Inilah cikal bakal perusahaan yang saat ini memproduksi motor premium bermerek Royal Enfield. Saat diakuisisi, kinerja Royal Enfield sedang melesu.

Sadar akan potensi yang besar di masa depan, Vikram memberanikan diri untuk kemudian mengakuisisi mayoritas atau 60% saham Royal Enfield pada 1993. Sejak menguasai mayoritas saham, rapor kinerja Royal Enfield kian melejit.

Sempat jatuh bangun mengelola Royal Enfield, beragam inovasi terus dikembangkan Vikram. Hingga akhirnya Royal Enfield mengalami lonjakan penjualan hingga 60% di kuartal I tahun ini.




TERBARU

[X]
×