kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita mengenai kehebohan politik Arab Saudi


Minggu, 05 November 2017 / 13:20 WIB
Cerita mengenai kehebohan politik Arab Saudi


Sumber: The Guardian,AP,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Pemerintah Arab Saudi menahan 11 pangeran, termasuk salah satunya miliarder ternama, dan puluhan menteri yang kini menjabat maupun mantan menteri. Keputusan kerajaan Arab Saudi ini terkait dengan tugas komite anti-korupsi, yakni mengidentifikasi pelanggaran, kejahatan, dan orang-orang yang terlibat dalam kasus korupsi.

Pada Sabtu (5/11), Raja Salman menunjuk dua menteri baru untuk pos utama keamanan dan ekonomi. Raja juga mencopot salah satu anggota keluarga kerajaan yang paling ternama sebagai kepala Garda Nasional.

Pada saat yang bersamaan, Raja Salman juga mengumumkan pembentukan komite anti korupsi baru yang dikepalai oleh pangeran mahkota Mohammed bin Salman yang menurut siaran Al Arabiya TV dikabarkan sudah menahan 11 pangeran, empat menteri yang kini menjabat, dan sepuluh mantan menteri. Para tersangka korupsi itu tidak disebutkan namanya.

Kantor berita pers milik pemerintah Saudi juga memberitakan, tujuan komisi anti korupsi ini adalah untuk menjaga dana masyarakat, menghukum para koruptor dan mereka yang mengeksploitasi posisi mereka.

Sejumlah situs berita Arab Saudi memberitakan, miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal merupakan salah satu dari yang ditahan. Tapi belum ada keterangan resmi mengenai kebenaran berita ini.

Salah seorang sumber dari penerbangan mengungkapkan, pasukan keamanan sudah mengandangkan sejumlah jet pribadi di Jeddah, yang kemungkinan ditujukan untuk mencegah tokoh-tokoh publik melarikan diri.

Sementara itu, para imam utama kerajaan menulis tweet bahwa upaya komisi anti korupsi sama pentingnya dengan melawan terorisme. Ini bisa diartikan adanya dukungan para imam terhadap penahanan tersebut.

"Luas dan skala penangkapan tampaknya belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern Arab Saudi," kata Kristian Ulrichsen, seorang rekan di Baker Institute for Public Policy di Rice University di AS.

"Penahanan yang dilaporkan Pangeran Al-Waleed bin Talal, jika benar, akan mengirimkan gelombang kejutan dalam komunitas bisnis domestik dan internasional," tambahnya.

Dalam perombakan kabinet, Pangeran Miteb bin Abdullah yang menjabat sebagai menteri keamanan nasional digantikan oleh Khaled bin Ayyaf. Sementara menteri ekonomi Adel Fakieh digantikan oleh wakilnya Mohammed al-Tuwaijri. Hal itu umumkan melalui sebuah dekrit kerajaan yang ditulis oleh media pemerintah.

Pangeran Miteb, pangeran pilihan almarhum Raja Abdullah, pernah dianggap sebagai pesaing utama takhta sebelum kenaikan Pangeran Mohammed yang tak terduga dua tahun lalu.

Dia mewarisi kontrol untuk penjagaan keamanan garda nasional, yang merupakan sebuah pasukan keamanan internal elit yang dibangun dari unit kesukuan tradisional, dari ayahnya, yang menjalankannya selama lima dekade.

Pangeran Miteb adalah anggota keluarga Abdullah yang terakhir tinggal untuk menempati posisi di eselon atas struktur kekuasaan Saudi.




TERBARU

[X]
×