kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China siap terapkan tarif balasan terhadap barang AS senilai US$ 16 miliar


Kamis, 09 Agustus 2018 / 15:50 WIB
China siap terapkan tarif balasan terhadap barang AS senilai US$ 16 miliar
ILUSTRASI. Benny Rachmadi - Kartu Truf di Perang Dagang


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlanjut. China telah mengonfirmasi kebijakan tarif 25% untuk tambahan barang-barang impor AS dengan total nilai US$ 16 miliar. Kebijakan tarif impor tersebut akan efektif pada tanggal 23 Agustus mendatang bersamaan dengan berlakunya tarif AS kepada China.

Kementerian Perdagangan China menyatakan, keputusan tarif impor balasan ini dilakukan demi melindungi hak dan kepentingan China dalam sistem perdagangan multilateral. Apalagi, AS kini tengah kembali meninjau tarif impor tambahan 10% untuk barang impor China dengan total nilai US$ 200 miliar.

"Yang jadi risiko adalah pertaruhan pemerintahan AS untuk menuntut China agar memenuhi semua tuntutannya tanpa kompromi hanya akan menghasilkan putaran tarif yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi," ujar Wang Tao, Kepala Peneliti Ekonomi China di UBS AG Hong Kong, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (9/8).

Sebelumnya, pada awal pekan kemarin AS telah mengumumkan bahwa tarif pada barang-barang China senilai US$ 16 miliar barang-barang China akan efektif pada 23 Agustus. Menurut pernyataan Kantor Perwakilan Perdagangan AS, kebijakan tarif tersebut akan berlaku pada 279 lini produk China mulai dari sepeda motor hingga turbin uap dan kereta api.

Sementara hari ini, China telah merevisi dan merilis kembali daftar barang-barang AS yang akan dikenakan tarif. Barang-barang tersebut antara lain batu bara, peralatan medis, produk limbah, mobil dan bus. Tarif impor tersebut rencananya akan berlaku bersamaan dengan pemberlakuan tarif impor AS pada China, pada pukul 12:01 waktu Beijing.

Kendati demikian, di tengah tensi perang dagang yang kembali memanas ini, ekspor maupun impor China masih sanggup tumbuh lebih tinggi dari yang diperkirakan sepanjang bulan Juli lalu. 

Ini menunjukkan permintaan domestik dan internasional China masih solid dan mengalahkan sentimen ketidakpastian konflik perdagangan dengan AS. 

Sebagai negara eksportir terbesar di dunia, China tampaknya masih mendulang keuntungan dari permintaan global yang tetap kuat meski diselimuti ketegangan perang dagang yang berpotensi menghambat prospek perdagangan negara tersebut ke depan.




TERBARU

[X]
×