kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Krisis pengungsi Venezuela bisa jauh lebih buruk dari krisis Suriah


Selasa, 20 Februari 2018 / 16:22 WIB
Ekonom: Krisis pengungsi Venezuela bisa jauh lebih buruk dari krisis Suriah
ILUSTRASI. Uang Bolivar Venezuela


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - CARACAS. Perang sipil Suriah telah mengakibatkan apa yang telah dijuluki sebagai krisis pengungsi terbesar di dunia. Namun bencana kemanusiaan lainnya mungkin akan segera melampaui hal itu.

Jutaan warga Venezuela telah melarikan diri dari negara yang tengah bergejolak ini. Menurut seorang ekonom, jumlahnya bahkan dapat membayangi jumlah pengungsi Suriah.

"Krisis pengungsi berikutnya tidak didorong oleh sebuah perang yang penuh kekerasan, namun oleh bencana besar sosioekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya," jelas Dany Bahar, ekonom Brookings Institution yang merujuk pada negara Amerika Selatan.

Menurut catatan Bahar, sekitar 4 juta warga Venezuela -atau lebih dari 10% populasi- telah meninggalkan negara tersebut untuk mencari kondisi kehidupan yang lebih baik dalam dua dekade terakhir.

"Sebagai perbandingan, prediksi pengungsi yang meninggalkan Suriah selama perang mencapai sekitar 5 juta individu," katanya. Data terakhir yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa mengindikasikan saat ini ada 5,5 juta pengungsi Suriah.

Bahar memprediksi, jumlah pengungsi dari Venzeula akan meningkat "sangat cepat" dan akhirnya melampaui negara-negara Timur Tengah.

"Situasi di lapangan memburuk pada saat ini dan kurangnya makanan dan obat-obatan di Venezuela mungkin akan menjadi jauh lebih buruk," jelasnya.

Warga Venezuela pertama kali mulai meninggalkan negara secara berbondong-bondong di bawah kepemimpinan almarhum Presiden Hugo Chavez. Namun situasinya semakin meningkat begitu Presiden Nicolas Maduro berkuasa pada 2013. Korupsi dan gaya kepemimpinan yang otoriter membuat perekonomian negara ini jatuh bebas. Kondisi ini telah mengakibatkan penganiayaan politik, krisis dana tunai dan hiperinflasi yang harus dihadapi rakyat biasa.

Menurut Kementerian Luar Negeri, sekitar lima ratus ribu warga Venezuela telah hengkang dari negaranya sejak 2016.

"Kemerosotan tajam dalam persediaan makanan, epidemi, atau ledakan kekerasan dapat mengubah arus migrasi masyarakat menjadi krisis besar," jelas CFR, sebuah kelompok yang berbasis di Washington yang membenarkan pandangan Bahar.

Implikasi bagi AS

Bencana pengungsi Venezuela akan menimbulkan konsekuensi keamanan bagi perekonomian terbesar di dunia.

Laporan CFR juga menulis, masuknya migran ke negara tetangga Kolombia, misalnya, dapat menambah beban ekonomi dan kemanusiaan bagi pemerintah daerah, yang dapat merusak proses perdamaian Bogota dengan mantan gerilyawan FARC.

"Gelombang pengungsi juga bisa menghambat usaha AS untuk mengalahkan organisasi transnasional obat bius dan kriminal. Organisasi kriminal dapat menyalahgunakan populasi besar dan rentan untuk perekrutan atau sebagai mangsa perdagangan manusia," papar CFR.

Ditambahkan pula, "Jika terjadi epidemi, migrasi massal akan disertai oleh krisis kesehatan di seluruh Amerika, termasuk di Amerika Serikat."




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×