kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eropa tidak ingin Yunani keluar


Selasa, 07 Juli 2015 / 18:18 WIB
Eropa tidak ingin Yunani keluar


Sumber: Antara,AFP | Editor: Yudho Winarto

STRASBOURG, Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyatakan menentang keluarnya Yunani dari zona euro, kendati bagian terbesar rakyat Yunani menolak syarat-syarat bailout lewat referendum akhir pekan lalu.

"Harapan saya adalah 'Grexit' (Yunani keluar dari eruro) dihindarkan," kata Juncker kepada Parlemen Eropa di Strasbourg hanya beberapa jam sebelum pertemuan darurat di Brussels mengenai krisis Yunani.

"Memang ada pihak-pihak di dalam Uni Eropa yang secara terbuka atau mengampanyekan Yunani agar keluar dari zona euro. Hidup saya mengatakan pada saya bahwa jawaban sederhana adalah solusi yang salah," kata dia.

Para menteri keuangan 19 negara zona euro bertemu di Brussels pukul 11 pagi waktu setempat (17.00 WIB) untuk mengkaji situasi sebelum para pemimpin bertemu pada pukul 16.00 waktu setempat (23.00 WIB) di tengah meningkatnya keprihatinan bahwa Yunani akan meninggalkan zona mata uang tunggal dan bahkan mungkin keluar dari Uni Eropa.

Referendum Minggu menunjukkan 61 persen rakyat Yunani menolak syarat-syarat lebih ketat yang dituntut kreditur asing untuk menyalurkan dana segar baru guna mempertahankan ekonomi Yunani tetap berjalan.

Juncker mengatakan Uni Eropa akan terus bekerja untuk membuka kembali negosiasi dengan Athena namun menegaskan pada Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras bahwa inilah saatnya membahas pokok masalah.

"Kini saatnya bagi mereka dengan perasaan dan rasa sama serta derajat emosi sama untuk berunding.  Delegasi Yunani walk out dari perundingan. Itu salah, itu kesalahan serius, Anda tak boleh meninggalkan perundingan," kata dia.

Juncker juga memperingatkan solusi tidak akan tercipta seketika.  "Yang kita akan lakukan hari ini adalah saling berbicara, saling memahami, untuk menunjukkan toleransi dan memulihkan tatanan situasi," kata Juncker seperti dikutip AFP.




TERBARU

[X]
×