kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara rencana impor beras Indonesia, harga beras di Thailand dan Vietnam melonjak


Jumat, 19 Januari 2018 / 10:21 WIB
Gara-gara rencana impor beras Indonesia, harga beras di Thailand dan Vietnam melonjak
ILUSTRASI. Sawah di Vietnam


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Harga beras di Thailand dan Vietnam mengalami lonjakan lumayan, pekan ini, menyusul kemungkinan datangnya order impor dari Indonesia.

Di Thailand, negara pengekspor beras terbesar kedua di dunia, beras dengan tingkat pecah 5% dihargai US$ 415 sampai US$ 420 per ton (FOB Bangkok), naik dari harga US$ 395 sampai US$ 410 pekan lalu.

"Harga beras naik menyusul kemungkinan deal dengan Indonesia. Tapi kami baru bisa memastikan setelah tender pekan depan berapa banyak yang akan diimpor pemerintah Indonesia dari Thailand," kata seorang juragan beras di Bangkok, seperti dikutip Reuters.

Di bagian Asia yang lain, India, harga beras juga melonjak akibat datangnya permintaan besar dari negara Bangladesh. Negara tetangga India itu ketiban sial menjadi pengimpor beras sejak sawah mereka gagal panen akibat terendam banjir tahun 2017 lalu.

Ekspor beras India melonjak 22 persen tahun lalu menjadi 12.3 juta ton, sejak Bangladesh menjadi pembelinya.

Di India, harga beras dengan kandungan pecah 5% dijual dengan harga $ 432 sampai $ 436 per ton, naik US$ 9 per ton. Lagi-lagi, penurut pedagang beras sumber Reuters, kenaikan harga ini juga terpicu rencana impor oleh Indonesia dan Filipina. 

Ya, Filipina juga santer dikabarkan sedang kekurangan beras. Pemerintah Filipina berencana mengimpor 250.000 ton beras, sebagaimana disampaikan oleh pejabat resmi setempat, Rabu (17) lalu.

Prospek impor dari Indonesia dan Filipina juga mendongktrak harga beras di Vietnam. Harga beras dengan kandungan pecah 5% di sana melonjak hingga setinggi US$ 420 sampai US$ 430 per ton (FOB Saigon).

"Tapi itu hanya harga referensi. Saat ini tidak ada stok yang bisa diekspor, sampai Februari dan awal Maret mendatang," kata pedagang sumebr Reuters di Ho Chi Minh.




TERBARU

[X]
×