kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jutawan cemaskan pasar keuangan dunia


Kamis, 18 Mei 2017 / 11:54 WIB
Jutawan cemaskan pasar keuangan dunia


Reporter: Mona Tobing | Editor: Rizki Caturini

LONDON. Iklim ekonomi, keuangan dan politik global yang tidak pasti akhir-akhir ini, membuat sejumlah orang kaya cemas akan investasinya. Para jutawan ini berencana meninjau ulang pilihan investasinya.

Hasil survei UBS Wealth Management atas lebih dari 2.842 jutawan menunjukkan adanya kekhawatiran yang tinggi akan kondisi pasar keuangan global saat ini. Seperti dilansir Reuters, survei dilakukan terhadap jutawan dengan aset yang diinvestasikan sekitar US$ 1 juta. Adapun negara tujuan investasinya ada di Hong Kong, Jepang, Singapura, Meksiko, Italia, Swiss dan Inggris.

Dari ribuan jutawan tersebut, sekitar 82% diantaranya menilai, saat ini merupakan periode yang sulit diprediksi. Dus, lebih dari seperempat jutawan dunia yang disurvei tersebut berniat mengubah pilihan investasinya.

Sekitar 77% jutawan yang menjadi responden meyakini ada risiko finansial yang timbul dari kejadian tidak pasti saat ini. Meski begitu, sebagian dari mereka memperkirakan kondisi keuangan mereka tetap akan membaik. Hanya sekitar 13% jutawan yang memprediksi situasi tak menguntungkan itu akan membawa pengaruh buruk bagi kondisi keuangan mereka.

Prospek

Meski dilanda ketidakpastian namun sejumlah orang tajir tersebut masih yakin dengan prospek investasi jangka panjang. Survek UBS mengidentifikasi sekitar 57% responden optimistis akan mencapai tujuan jangka panjang mereka. Sementara, sebanyak 11% responden pesimistis akan tujuan investasi jangka panjang mereka.

Mencermati hasil tersebut, UBS menilai, kebanyakan jutawan tampaknya yakin bahwa mereka dapat bertahan sekalipun ada turbulensi dalam keuangan mereka. "Kondisi keuangan mereka tidak akan babak belur," tulis UBS.

Disisi lain, survei tersebut juga menyoroti beberapa aspek perilaku investasi jutawan yang bertentangan dengan kebiasaan mereka. Sebab ada 75% dari jutawan tersebut memilih menyimpan uang tunai sebagai opsi yang aman. Meskipun hasil investasi yang didapat lebih rendah dibandingkan dengan keranjang investasi aset lain karena tidak mampu melawan kenaikan inflasi.

Lebih mengejutkan adalah pilihan para jutawan muda yang menghindari risiko keuangan ketimbang jutawan kawakan. Sekitar separuh dari kelompok jutawan yang berusia 18 tahun-34 tahun, tidak mau mengambil risiko tinggi pasca krisis keuangan yang terjadi. Sementara jutawan yang berusia di atas 65 tahun lebih berani mengambil risiko investasi.

Nick Tucker, Kepala UBS Wealth Management di Inggris menyebut, keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa alias Brexit sebagai salah satu peristiwa yang membuat para investor khawatir. Efek Brexit dinilai cukup berisiko tinggi. "Risiko politik, ekonomi, sosial dan finansial sangat menonjol dalam pikiran banyak orang," kata Tucker seperti dikutip Investment Week.




TERBARU

[X]
×