kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis rumah di Aussie, warga bikin tenda di RBA


Rabu, 02 Agustus 2017 / 10:12 WIB
Krisis rumah di Aussie, warga bikin tenda di RBA


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SYDNEY. Bank sentral Australia, The Reserve Bank of Australia (RBA), kini tengah menghadapi persoalan pelik. Yakni, krisis perumahan. Banyak warga Australia yang tidak memiliki rumah dan tidak mampu menyewa tempat tinggal memilih untuk mendirikan tenda di depan gedung RBA.  

Salah satunya adalah Majik, 52 tahun. Biasanya, Majik selalu mengendap ke sebuah taman hijau sebelum taman tersebut dikunci pada malam hari, sehingga dia bisa tidur dengan aman. Namun, menjelang datangnya musim dingin, dia memilih untuk bergabung dengan warga Aussie lain yang tidak memiliki rumah dan membuat tenda di depan gedung RBA.

"Saya tidak mampu membayar sewa rumah di kota ini," jelas Majik yang sudah tinggal di jalanan selama tiga tahun. Dia bilang, banyak orang baik yang mau membantu mereka. "Mereka membawakan makanan, pakaian, bahkan uang," tambahnya.

Di depan pintu masuk institusi ekonomi terbesar di Negeri Kanguru itu, puluhan tenda dan dapur darurat didirikan. Hal ini menjadi simbol bahwa di Sydney telah terjadi krisis perumahan. Maklum saja, di kota ini, harga rumah sudah melonjak 127% sejak 2009. Kebijakan penurunan suku bunga acuan selama lima tahun memicu booming perumahan di kota ini. Hasil akhirnya, berdasarkan laporan terkini, harga sewa rumah tak terjangkau bagi 99% warga yang berpenghasilan rendah.

Tenda-tenda yang didirikan di luar gedung RBA dimulai pada tahun lalu dan dianggap sebagai tempat yang aman bagi wanita yang tidak memiliki rumah. Mereka banyak dibantu oleh kafe-kafe lokal, donasi dari kelompok gereja, dan donasi dari para pejalan kaki.

"Sangat gila. Harga sewa sangat gila. 1 unit kamar tidur biayanya mencapai A$ 600 atau sekitar US$ 480 per minggu, tidak termasuk air dan biaya listrik. Sementara, gaji yang diterima rata-rata hanya A$ 700-A$ 800 per minggu. Tak terjangkau," kata Blake Metcalfe, 40 tahun.

Ketimpangan ekonomi

Krisis perumahan ini memicu perdebatan mengenai ketimpangan ekonomi dan sosial di Australia. Partai oposisi utama Australia ingin mendongkrak pajak bagi warga kaya untuk membantu menjembatani luasnya jarak ketimpangan antara si kaya dan si miskin.

Secara kontras, pemerintah Australia bersikeras menilai tidak ada yang memburuk dalam hal ketimpangan. Pemerintah juga mengatakan, cara terbaik untuk membantu negara tersebut adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, bukan menimbun pajak.

Isu ini menjadi hal yang sensitif bagi sebuah negara yang menjalankan jaring pengaman sosial yang komprehensif dan selalu membanggakan dirinya secara egaliter.

Pimpinan RBA Philip Lowe mengakui, tingkat ketidaksetaraan masyarakat di Australia terus mendaki. Ketimpangan terus meningkat pada tahun 1980an dan 1990 ketika dilakukan deregulasi ekonomi. "Dan sekarang ini kembali meningkat sedikit," tambahnya. Perubahan yang nyata, lanjutnya, dapat dilihat dari ketimpangan kekayaan, yang lebih terasa seiring kenaikan harga aset-aset.

Kondisi ini dipicu oleh pelonggaran kebijakan RBA yang dimulai pada akhir 2011 dan terkulminasi pada suku bunga acuan yang dipangkas hingga rekor terendah di level 1,5% pada Agustus tahun lalu. Kemudian, kenaikan harga rumah di bagian pantai timur saat ini dilihat oleh pengamat bank sentral sebagai kendala yang muncul akibat kebijakan, memperketat ruang untuk menekan biaya pinjaman namun berdampak pada kenaikan harga rumah.

"Masalah yang dihadapi Sydney adalah sulitnya mendapatkan rumah yang terjangkau," jelas Lanz Priestly, orang yang membentuk komunitas tenda pertama pada Desember lalu di depan gedung RBA. Dia sudah bekerja dengan para tunawisma selama bertahun-tahun.

Menurut Priestly, ada 17 wanita yang mendatangi dirinya dan memohon pertolongan karena adanya percobaan pemerkosaan pada Desember.

"Jika Anda mendengarnya langsung, Anda akan paham bahwa ini adalah masalah serius dan harus ada kebijakan secepatnya dari pemerintah," tuturnya.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×