kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Label ala Made in China membuktikan Bangkai Kapal Laut Jawa karam 800 tahun lalu


Minggu, 20 Mei 2018 / 06:16 WIB
Label ala Made in China membuktikan Bangkai Kapal Laut Jawa karam 800 tahun lalu
Mangkok-mangkok keramik Cina berasal dari Bangkai Kapal Laut Jawa di Field Museum di Chicago, Illino


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemeriksaan baru-baru ini terhadap keramik China dan muatan lain dari sebuah bangkai kapal karam di Laut Jawa telah melahirkan kesimpulan baru. Para peneliti menemukan bahwa kapal yang tenggelam lebih awal dari perkiraan sebelumnya itu memberikan wawasan baru tentang perdagangan maritim di Asia pada masa lebih dari 800 tahun lalu.

Bangkai kapal yang terkenal di kalangan arkeolog ini ditemukan pada tahun 1980-an. Perusahaan pemburu barang arkeologi laut yang berbasis di Florida, Pacific Sea Resources, bekerja di situs tersebut dan menyumbangkan setengah dari artefak yang ditemukannya.

Lebih dari 7.500 item mereka sumbangkan ke Field Museum di Chicago dan sisanya kepada pemerintah Indonesia pada 1990-an. Sejak itu "harta karun" ini dikenal dengan sebutan Bangkai Kapal Laut Jawa.

Inskripsi mirip dengan label "Made in China" yang ditemukan pada dua dari ribuan keramik dalam bangkai kapal ini memberikan bukti baru penting bahwa kapal kayu sepanjang 92 kaki (28 meter) itu tenggelam, mungkin dalam badai, pada paruh kedua abad ke-12. "Bukan pertengahan hingga akhir abad ke 13," kata para peneliti, Kamis, 17 Mei 2018.

"Bangkai Kapal Laut Laut itu informatif dalam banyak hal. Ini menunjukkan tidak hanya skala perdagangan maritim pada saat itu, tetapi juga kompleksitasnya," kata arkeolog Field Field Lisa Niziolek, penulis utama penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science.

Kapal tersebut, kemungkinan dibangun di Indonesia, memuat hampir 200 ton jeruji besi tempa, wajan besi dan panci masak, serta sekitar 100.000 potong keramik dari China. Kargo juga termasuk resin, mungkin berasal dari India, gading gajah yang diduga berasal Afrika Timur, serta koleksi kapal ritual yang mungkin berasal dari Thailand. Kapal itu kemungkinan menuju ke pulau Jawa di Indonesia dari Cina.

Nama lokasi di China tertentu, Jianning Fu, pada dua prasasti keramik memungkinkan perkiraan waktu kapal karam yang lebih akurat. Setelah invasi 1.270-an orang Mongol yang menggulingkan dinasti Song, daerah itu direklasifikasi sebagai Jianning Lu. Berdasarkan referensi kata Jianning Fu ini, berarti tenggelamnya mungkin telah terjadi pada awal tahun 1162, kata Niziolek.

Teknik penanggalan karbon yang digunakan pada gading dan resin mendukung gagasan bahwa kapal karam itu lebih tua dari perkiraan sebelumnya, kata arkeolog Field Museum, Gary Feinman.

Penentuan tanggal sebelumnya menggeser konteks sejarah kapal karam dari periode tepat sebelum atau sesudah Mongol mendirikan dinasti Yuan Cina di tahun 1270-an hingga bagian awal dinasti Song Selatan.

Dinasti ini mendorong pedagang China untuk pergi ke luar negeri daripada mengandalkan misi luar negeri yang melakukan perjalanan ke China, kata Niziolek. Ini juga merupakan waktu meningkatnya persaingan antara masyarakat maritim Asia Tenggara, Niziolek menambahkan.

Sumber foto: Reuters (keramik), Pacifik Sea Resources (peta).  




TERBARU

[X]
×