kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima market yang mengalami koreksi terburuk sepanjang pekan lalu


Senin, 12 Februari 2018 / 08:48 WIB
Lima market yang mengalami koreksi terburuk sepanjang pekan lalu
ILUSTRASI. Bursa Asia - China Hong Kong


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Seperti yang diketahui, indeks Dow Jones dan S&P 500 berada dalam mode aksi jual beberapa waktu terakhir. Namun, aksi jual yang lebih buruk terjadi pada market di China dan Argentina. 

Asal tahu saja, mengutip data CNBC, indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 anjlok lebih dari 10% setelah menyentuh posisi rekor pada akhir Januari. Sedangkan indeks Nasdaq merosot 9,7%, kendati indeks ini mengalami rebound tipis pada Jumat lalu. 

Kecemasan mengenai kenaikan inflasi, suku bunga acuan dan yield obligasi di Amerika Serikat menjadi faktor pemicu aksi pelepasan saham di seluruh dunia. 

"Terjadinya penurunan tajam di AS telah menarik perhatian besar. Sejumlah indeks utama memiliki performa yang lumayan dibandingkan indeks acuan utama dunia lainnya pada transaksi perdagangan akhir-akhir ini," jelas David Cheetham, chief market analyst XTB, broker di Inggris. 

Berdasarkan estimasi S&P Dow Jones Indices, sejumlah perusahaan terbesar dunia -baik di negara maju maupun negara berkembang- mengalami penurunan nilai kapitalisasi market sebesar US$ 5,2 triliun sejak pasar mencatatkan posisi tertingginya pada akhir Januari.

Berikut sejumlah market yang mengalami pekan terburuk pada minggu lalu:

- China

Shanghai Composite Index mengalami penurunan 14,6% sejak berada di posisi tertingginya dalam dua tahun pada akhir Januari. Sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong melorot 13% pada periode yang sama.

Niklas Hageback, pendiri hedge fund Hong Kong Valkyria Kapital, mengatakan indeks Hang Seng sudah mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Asal tahu saja, Hang Seng mencatatkan reli sebesar 36% di 2017 dan terus melaju ke rekor tertingginya pada Januari 2018. 

"Ini merupakan situasi yang paling overbought sejak krisi finansial dalam 10 tahun terakhir. Koreksi yang terjadi tak bisa dihindari, dan saat pasar AS mulai menunjukkan pelemahan, penurunannya akan terus berlanjut, khususnya untuk sektor finansial dan saham properti China daratan," papar Hageback. 

Sementara, indeks Shenzhen saham-A -yang mengalami reli market pada 2017- mencatatkan aksi jual terbesar. Indeks ini anjlok 15,4% sejak menyentuh level tertingginya pada akhir Januari lalu. 

"Pasar saham domestik China menunjukkan adanya korelasi dengan market lain sehubungan dengan sentimen saat terjadi volatilitas ekstrem. Meski demikian, mereka masih merepresentasikan kasus investasi yang menarik," jelas Francois Perrin, portfolio manager East Capital. Dia menambahkan, saat ini merupakan waktu yang baik untuk mengakumulasi saham dengan harga rendah. 

- Argentina

Indeks Merval Argentina mencatatkan penurunan terbesar dari seluruh indeks global. Indeks ini ambles hingga 16% dari posisi tertingginya pada 1 Februari lalu. Meski demikian, indeks Merval sudah mulai pulih meski tipis. 

Indeks Merval melonjak hingga 110% sejak awal 2017 ke posisi tertingginya pada bulan ini. Sehingga, tidak mengejutkan bila performa sang bintang ini anjlok bersamaan dengan indeks lain di dunia. 

Edward Glossop, emerging market economist Capital Economics mengatakan, penurunan ini bukanlah sesuatu yang harus dicemaskan menyusul kenaikan tinggi yang terjadi. Namun, dia menilai, penurunan tersebut berkaitan dengan adanya kecemasan kebijakan bank sentral global terhadap inflasi. 

- Jepang

Indeks Nikkei Jepang juga melorot dalam pada pekan lalu. Indeks ini bertengger di posisi tertingginya sejak awal 1990 pada akhir Januari lalu, namun tergerus 12,6%. 

"Dalam situasi pasar seperti ini dengan likuiditas besar, diversifikasi sektor dan pemilihan saham tidak berarti apa-apa. Aksi jual juga terjadi di seluruh sektor dan market," jelas Hageback. 

- Eropa

Bursa Saham Eropa juga memerah pada pekan lalu. Indeks Eropa dengan penurunan terdalam adalah Dax 30 Jerman yang turun 11,7% sejak menyentuh level rekor di akhir Januari. Demikian pula dengan indeks Stockholm 30 yang turun 11,5% pada awal November. 

Sejumlah indeks acuan Eropa lainnya juga jatuh dengan kisaran 9% hingga 10%. 

- Afrika

Indeks FTSE JSE All-Share di Johannesburg, Afrika Selatan, tertekan cukup dalam pada pekan lalu, dengan merosot 11% sejak menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada akhir Januari. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×