Sumber: BBC | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Nama ilustrator Indonesia yang terlibat dalam karya internasional seterkenal komik Marvel, tentu membuat bangga. Namun, Ardian Syaf harus menelan pil pahit akibat sikapnya yang menyelipkan unsur konflik SARA yang tengah berkembang di Indonesia, dalam karyanya.
Ardian merupakan salah satu kontributor freelance Marvel untuk terbitan pertama X-Men Gold. Komik ini sudah dirilis pada awal April.
Unsur SARA tersebut salah satunya diselipkan dalam gambar seorang mutan Rusia, Colossus, dengan kaos bertuliskan QS 5:51.
Surat Al Maidah 51 menjadi sumber penyulut konflik di Indonesia yang menyeret Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam sidang penodaan agama.
Di panel lainnya, muncul angka 212 di dinding ketika mutan X-Men Kitty Pryde menghampiri kerumuman di jalan. Angka 212 diyakini menggambarkan demonstrasi anti-Ahok berdasarkan tuduhan penodaan agama tersebut.
Warga media sosial menuduh Ardian telah menyebarkan kebencian lewat karyanya. Ardian yang mengakui perbuatannya mengatakan, dia tidak berupaya menyebarkan kebencian.
Marvel akan menghapus referensi 212 dan Al Maida 5:51 dalam rilis cetak dan komik digital berikutnya.
"Karya tersebut dimasukkan tanpa dilaporkan. Ini artinya, gambar tersebut tidak merefleksikan pandangan dari penulis, editor, atau siapapun di Marvel, atau tujuan X-Men sejak penciptaannya," tulis Marvel. Para mutan X-Men ini disebutkan berjuang untuk kesetaraan dan perdamaian bagi manusia.
Namun, ilustrator Gary Choo yang pernah bekerja di Marvel mengatakan, penyelundupan opini politik ilustrator bukan hal baru. "Politik sudah seharusnya menemukan jalan di komik. Tapi, kali ini tidak sesuai dengan cerita Marvel," kata Choo.
