kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Muncul petisi referendum jilid II di Inggris


Senin, 27 Juni 2016 / 06:10 WIB
Muncul petisi referendum jilid II di Inggris


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LONDON. Hanya sehari setelah Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan Uni Eropa alias British Exit (Brexit) lewat referendum, kini muncul gerakan yang meminta referendum ulang.

Gerakan tersebut diwujudkan lewat petisi yang meminta parlemen Inggris mempertimbangkan permintaan referendum kedua. Petisi tersebut sudah diteken 2,5 juta warga Inggris.

Seperti diberitakan Bloomberg, Sabtu (25/6), parlemen Inggris memang harus mempertimbangkan setiap gerakan yang diinisiasi oleh lebih kurang 100.000 warganya. Permintaan itu digagas seseorang bernama Oliver Healey.

Petisi tersebut meminta agar Pemerintah Inggris bisa mengambil plebisit atau pemungutan suara lagi atas keanggotaan di Uni Eropa. Salah satunya dengan syarat minimal kepesertaan sebesar 75% dari total warga Inggris yang memiliki hak memilih, dan disetujui oleh 60% dari peserta referendum.

Referendum yang digelar Kamis pekan lalu menghasilkan kemenangan bagi para pendukung Brexit. Dari total suara yang masuk, Brexit mendapat dukungan dari 17.410.742 suara atau setara 51,9%. Sedangkan, pemilih yang tetap menginginkan Inggris tetap bergabung dalam keanggotaan Uni Eropa tercatat sebanyak 48,1%.

Adapun, total jumlah peserta referendum tercatat mencapai 72% dari jumlah keseluruhan warga yang memiliki hak pilih. Namun petisi itu juga sejatinya juga tidak mendapat dukungan dari masyarakat.

Sebab, hasil jajak pendapat atas usul referendum kedua menunjukkan hanya sekitar 39% koresponden yang menyetujui adanya referendum kedua. Mayoritas warga sudah cukup senang dengan hasil referendum ini. Dukungan sebanyak 2 juta tanda tangan bagi petisi tersebut lebih banyak mengalir dari kantong-kantong suara pro Uni Eropa.

Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang telah menyatakan mundur dari jabatannya, menyatakan tidak akan ada referendum kedua. Cameron sebagai pendukung Inggris tetap berada di Uni Eropa, mengundurkan diri dan berlaku efektif per Oktober mendatang karena kecewa dengan hasil final referendum yang diumumkan Jumat pekan lalu.

Kini Inggris sudah mulai berhitung biaya yang harus dibayarnya pasca memilih Brexit. Setelah Poundsterling terjungkal ke level terendah sejak tahun 1985, kini giliran Moody's Investors Service yang memangkas prospek (outlook) Inggris dari stabil menjadi negatif.

Jika akhirnya outlook negatif ini berujung pada pemangkasan peringkat, maka hal itu akan menambah beban biaya utang Inggris dalam jangka panjang. Kata Moody's, Brexit memberikan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi jangka panjang bagi Inggris.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×