kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimisme pebisnis Inggris naik


Selasa, 04 April 2017 / 11:58 WIB
Optimisme pebisnis Inggris naik


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto

LONDON. Banyak direktur keuangan perusahaan di Inggris kini memiliki sikap lebih optimistis memandang ekonomi ke depan. Meski demikian, mereka tidak mau terlampau gegabah mengambil langkah yang berisiko, terutama dengan memperhitungkan keputusan Inggris keluar dari kelompok ekonomi Uni Eropa atawa British exit (Brexit).

Survei Deloitte yang dirilis dan diberitakan Reuters, Senin (3/4) menyebutkan bahwa suasana hati para pengambil kebijakan keuangan di Inggris berada dalam posisi tertinggi dalam 18 bulan terakhir, atau sejak Juni 2015. Dampaknya tentu akan tercermin dalam rencana ekspansi sejumlah perusahaan besar di Inggris.

Dari survei yang dilakukan Deloitte pada bulan Maret dengan responden chief financial officer (CFO), sebanyak 31% dari mereka menyatakan lebih optimistis terhadap prospek bisnis perusahaan mereka dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Pada desember 2016 lalu, tingkat optimisme ini masih bertengger di level 27%.

Asal tahun saja, segera setelah masyarakat Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa, jumlah pemimpin perusahaan yang benar-benar masih punya optimisme hanya sebanyak 3% dari total koresponden yang disurvei.

"Perusahaan di Inggris memasuki tahap kembali mendorong negosiasi pasca Brexit. Semangat ini kembali setelah melewati pudarnya semangat pasca Brexit," kata David Sproul penasihat senior di Deloitte.

Selain itu, sebanyak 26% dari total responden menyatakan, mereka akan mempertimbangkan untuk memangkas modal kerja. Sementara itu, 30% korespondensi hasil survei menyebutkan akan menekan jumlah perekrutan karyawan baru.

Belum ambil risiko

Selain itu, sebanyak 26% responden Deloitte menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengambil risiko. Angka ini masih jauh lebih rendah dari keberanian pebisnis mengambil risiko pada Juni 2015 lalu yang sebesar 51%.

"Pebisnis berharap, Inggris dapat menyepakati kesepakatan perdagangan dan akses pasar," ujar Sproul.

Survei Deloitte tersebut dilakukan sepanjang periode 8-22 Maret 2017. Sebanyak 130 direktur keuangan dilibatkan Deloitte. Dari jumlah 130 pebisnis, 25 perusahaan diantaranya masuk dalam 100 perusahaan terbesar di Inggris.

Berpisahnya Inggris dari Uni Eropa diresmikan saat Perdana Menteri Theresa May mengajukan surat pengunduran diri Inggris dari Uni Eropa atawa Brexit secara resmi pada pekan ini. May akan menyurati Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk yang menegaskan bahwa Inggris benar-benar keluar dari blok tersebut, sejak bergabung tahun 1973 silam.




TERBARU

[X]
×