kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan sengit, Boeing pangkas jumlah karyawan


Jumat, 12 Februari 2016 / 10:38 WIB
Persaingan sengit, Boeing pangkas jumlah karyawan


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan

SEATTLE. Boeing Co akan memangkas pekerja di unit bisnis pesawat komersial. Langkah tersebut harus dilakukan oleh produsen pesawat ini untuk mengurangi biaya. Apalagi, Boeing juga harus menghadapi persaingan sengit dengan sesama produsen pesawat yakni Airbus.

"Untuk memenangkan kompetisi di pasar dan menghasilkan pertumbuhan kinerja. Maka kami harus mengambil langkah bijaksana dengan mengurangi biaya merancang dan membangun pesawat kami," ujar Chief Executive Commercial Airplanes Boeing, Raymond L Conner seperti dikutip dari Reuters. Salah satu yang dievaluasi adalah jumlah pekerja yang ada pada divisi pesawat komersial.

Conner menambahkan, pemangkasan karyawan akan dimulai dari eksekutif dan manajer pertama. Namun, dia tidak menjelaskan secara detail jumlah karyawan yang akan dirumahkan dan sampai kapan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut akan terjadi. "Angkanya akan tergantung pada seberapa efektif kami menurunkan biaya secara keseluruhan," ujar Conner.

Dia menambahkan, Boeing juga akan memangkas paksa jumlah pekerja sebagai upaya terakhir untuk menghindari gesekan, serta bila Boeing kesulitan memotong jumlah karyawan secara sukarela.

Sebelumnya, Boeing telah memangkas 4.000 pekerjaan di Washington. Bahkan Pemerintah Washington memberi iming-iming pemotongan pajak bagi Boeing agar tidak memangkas karyawan terlalu besar.

Di Washington, Boeing memproduksi pesawat jenis 777X. Sementara di Seatlle, dijadikan Boeing untuk pembuatan pesawat dirgantara.

Boeing dan Airbus sejatinya sedang menerima banyak pesawat untuk pengiriman tujuh hingga delapan tahun mendatang. Tapi persaingan ketat membuat Boeing kian kesulitan menekan biaya. Apalagi pada tahun lalu Boeing kalah bersaing dari Aibus.

Tahun lalu, Airbus mendapat pesanan 57% lebih banyak dari Boeing. Akibatnya, margin laba usaha Boeing menyusut menjadi 3,5% pada kuartal IV-2015. Padahal pada periode sama tahun sebelumnya bisa menghasilkan margin hingga 9,3%. Ini karena biaya tinggi di jenis 787 Dreamliner.

Sementara penjualan untuk 747 jumbo justru menyusut. Tahun ini, Boeing lebih fokus mengembangkan pesawat besar 737 dan pesawat kecil 787 Dreamliner.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×