kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Jepang lebih pilih ekspansi


Selasa, 14 November 2017 / 10:23 WIB
Perusahaan Jepang lebih pilih ekspansi


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perusahaan Jepang memilih ekspansi dengan merger dan akuisisi. Namun menahan diri untuk tidak menaikkan upah karyawan. Padahal Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe selama bertahun-tahun membujuk perusahaan Jepang agar menaikkan upah untuk meningkatkan belanja konsumen alias inflasi.

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters menyebutkan, sebanyak 23% perusahaan Jepang memilih menggunakan cadangan internal untuk merger dan akuisisi. Dan hanya 4% perusahaan yang akan menaikkan upah.

Survei yang dilakukan pada 26 Oktober–7 November memaparkan hanya 5% perusahaan yang mengatakan telah menggunakan uang mereka untuk merger dan akuisisi. Dan hanya 3% dari perusahaan telah memakai dana cadangan menaikkan upah.

Survei yang dilakukan Nikkei Research untuk Reuters menyebutkan sepertiga perusahaan di Jepang berencana membelanjakan cadangan investasi untuk belanja modal di dalam negeri. Sedangkan 13% perusahaan akan memilih investasi ke luar negeri. Dan 20% lainnya memilih memegang dana kas.

"Kami menghindari cadangan yang terlalu sedikit, jadi kami akan menghabiskan dana yang memang perlu kami lakukan," tulis seorang eksekutif produsen mesin presisi.

Manajer di sebuah grosir menyebut pihaknya butuh memperluas bisnis di luar negeri. Poling itu dilakukan terhadap 547 perusahaan besar dan menengah. Perusahaan itu menjawab tanpa menyebut nama. Sekitar 245 perusahaan menjawab tentang penggunaan cadangan internal.

Perekonomian Jepang merosot setelah peluncuran Abenomic lima tahun lalu. Penyebabnya adalah perlambatan upah dan inflasi stagnan.

Kebijakan Abenomic

Meski begitu, dua pertiga perusahaan menyatakan ingin tiga resep Abenomic dilanjutkan. Yakni pelonggaran moneter, pengeluaran fiskal dan reformasi struktural yang dapat menghidupkan kembali ekonomi. "Abenomic harus fokus pada strategi pertumbuhan untuk menghidupkan kembali ekonomi lebih baik dengan dukungan kebijakan fiskal," kata manajer di produsen peralatan elektronik dalam komentar dalam survei.

Dia menambahkan, melonggarkan kebijakan moneter dengan kebijakan bunga negatif menghasilkan efek samping. Dan saat ini waktu untuk memikir kembali tentang kebijakan tapering.

Dari survei itu, 21% perusahaan mengusulkan adanya alternatif kebijakan Abenomic. Sementara 17% menganggap Abenomic tak cukup agresif. Saat ditanya bagian apa dari Abenomic yang perlu disesuaikan, 58% meminta fokus strategi pertumbuhan dan reformasi struktural karena gagal mengatasi permasalahan pasar tenaga kerja Jepang.




TERBARU

[X]
×