kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia larang warganya pergi ke Turki


Kamis, 26 November 2015 / 11:54 WIB
Rusia larang warganya pergi ke Turki


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Hendra Gunawan

MOSKWA. Penembakan pesawat tempur Rusia oleh militer Turki membuat situasi geopolitik di kawasan Eropa memanas. Aksi tembak Turki ini dikhawatirkan bisa menyulut ketegangan hubungan bilateral kedua negara di sektor ekonomi.

Presiden Rusia Vladimir Putin berang dan menuduh pemerintahan Tayyip Erdogan berlindung di bawah Suriah. Sementara, Turki menyatakan pesawat Rusia telah melanggar batas kedaulatan.

Dilansir dari Reuters, terlepas dari konflik politik, Rusia dan Turki memiliki simbiosis mutualisme dalam menggerakkan perekonomian masing-masing negara.

Turki memetik untung dari industri pariwisata Rusia. Sebaliknya, Rusia mengimpor makanan dan produk lainnya dari Turki sejak sanksi Barat atas konflik Ukraina.

Resor tepi laut Turki merupakan salah satu tujuan wisata paling populer bagi turis asal Rusia. Bagi Turki, wisatawan asal Rusia merupakan mesin pendapatan kedua terbesar di sektor pariwisata setelah Jerman.

Di sisi lain, warga Rusia berbondong-bondong ke Turki karena perjanjian bebas visa antar kedua negara. Apalagi, setelah Rusia menutup penerbangan ke Mesir, Turki menjadi tempat destinasi favorit.

Pada 2014, jumlah warga Rusia yang berkunjung ke Turki mencapai 4,4 juta. Angka ini sudah termasuk 3,3 juta orang yang sengaja berlibur ke Turki. Segera setelah aksi militer Turki, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengumumkan larangan kunjungan ke Turki. Badan Pariwisata Rusia juga menangguhkan penjualan paket liburan ke Turki.

Namun, larangan liburan Rusia belum merembet ke sektor lain seperti makanan dan tekstil. Produk-produk makanan dan tekstil Turki masih boleh singgah di Rusia.

Asal tahu saja, ekspor Turki ke Rusia di tahun lalu mencapai US$ 6 miliar. Di periode Januari hingga September 2015, impor Rusia dari Turki turun 40% secara year on year (yoy) menjadi US$ 2,7 miliar.

Proyek energi

Selain sektor pariwisata dan makanan, Rusia serta Turki juga mengikat tali kerjasama di beberapa proyek strategis sektor energi dan komoditas. Misalnya, pada 2013 lalu, perusahaan milik negara Rusia, Rosatom mengantongi kontrak pembangunan empat reaktor di Turki. Proyek berkapasitas 1.200 megawatt ini menelan dana investasi hingga US$ 20 miliar.

Lalu, kedua negara juga mengerjakan proyek pipa TurkStream untuk mengangkut gas ke Eropa tanpa melintasi Ukraina. Perusahaan Rusia Gazprom menerima order pipa gas setengah dari kapasitas proyek pipa gas TurkSteam sebesar 32 miliar meter kubik per tahun.

Turki merupakan pembeli gas alam terbesar kedua Rusia setelah Jerman. Turki membeli gas hingga 30 miliar meter kubik per tahunnya dari Rusia. Kebutuhan gas Turki mencapai 50 miliar meter kubik saban tahunnya.

Bukan cuma energi, Turki juga merupakan konsumen gandum terbesar Rusia bersama dengan Mesir. Dalam waktu setahun yang berakhir tanggal 30 Juni 2015, Rusia mengirim gandum ke Turki sebanyak 4,1 juta ton.




TERBARU

[X]
×