kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SBN: Emerging market telah melakukan reformasi signifikan di sektor finansial


Selasa, 27 Februari 2018 / 14:27 WIB
SBN: Emerging market telah melakukan reformasi signifikan di sektor finansial
ILUSTRASI. Gedung tertinggi di Jakarta, GAMA Tower - Hotel Westin


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pasar berkembang atawa emerging market dinilai telah menjadi kekuatan utama dalam mendorong pembangunan dan memerangi perubahan iklim.

Menurut Global Progress Report dari Sustainable Banking Network (SBN), yang merupakan organisasi  regulator dan asosiasi perbankan yang didukung oleh IFC, hal ini dikarenakan 34 negara emerging market telah memulai reformasi perbankan untuk memperluas pinjaman berkelanjutan.

Ke-34 negara tersebut menyumbang sekitar US$ 42,6 triliun aset perbankan -atau lebih dari 85% dari total aset perbankan emerging market. Satu negara lebih kaya dari yang lain, tapi semuanya telah menghasilkan kemajuan yang pesat dalam memajukan sektor keuangan berkelanjutan. Delapan negara -Bangladesh, Brasil, China, Kolombia, Indonesia, Mongolia, Nigeria, dan Vietnam- telah mencapai tahap lebih lanjut, setelah menerapkan reformasi berskala besar dan menerapkan sistem pengukuran hasil.

Reformasi ini mengharuskan bank untuk menilai dan melaporkan risiko lingkungan dan sosial dalam operasi pemberian pinjaman mereka dan memberikan insentif pasar bagi bank untuk dipinjamkan ke proyek hijau.

"Kemajuan ini merupakan langkah penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030," kata Ethiopis Tafara, Vice President for Legal, Compliance Risk and Sustainability IFC.

Dia menambahkan, "Ini menunjukkan semua negara dapat menerapkan reformasi keuangan yang berkelanjutan, terlepas dari tingkat pendapatan mereka. Jaringan Perbankan Berkelanjutan telah menunjukkan hasil dalam waktu singkat berapa banyak yang dapat dicapai ketika regulator, pembuat kebijakan, asosiasi perdagangan dan institusi pembangunan berkolaborasi untuk memajukan keuangan yang berkelanjutan."

Selain itu, laporan ini juga memberikan indikator dan perangkat yang praktis bagi negara-negara untuk mengajukan permohonan ke pasar domestik mereka sendiri, terlepas dari ukuran atau tahap perkembangannya. Hal ini penting karena memfasilitasi pembelajaran oleh semua anggota dan mempercepat laju perubahan.

Laporan ini juga berdasarkan pada hasil pendekatan inovatif yang telah disepakati oleh 34 negara anggota, sebuah pencapaian luar biasa yang merupakan terobosan baru untuk mengukur kemajuan di tingkat global.

"Tujuan dari laporan ini adalah untuk memberikan informasi praktis kepada negara anggota Sustainable Banking Network (SBN) untuk membantu mereka mengembangkan kebijakan publik. Ini adalah panduan yang berguna tidak hanya untuk regulator dan pemerintah, tapi juga bagi bank, mengarahkan mereka menuju apa yang bisa dan harus mereka lakukan dari bawah ke atas," kata Edi Setijawan, Direktur Keuangan Berkelanjutan Otoritas Keuangan Indonesia (OJK) sekaligus wakil ketua Kelompok Kerja Pengukuran SBN yang mengembangkan metodologi unik di balik laporan tersebut.




TERBARU

[X]
×