kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Umumkan mata uang virtual, Maduro disebut badut


Senin, 04 Desember 2017 / 09:46 WIB
Umumkan mata uang virtual, Maduro disebut badut


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - CARACAS. Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah mengumumkan pembuatan mata uang virtual baru, Petro, sebagai upaya untuk meredakan krisis ekonomi negara tersebut.

Dia mengatakan, Petro, akan didukung oleh kekayaan minyak, gas, emas dan berlian Venezuela.

Perekonomian Venezuela terpukul oleh turunnya pendapatan minyak dan anjloknya nilai mata uang bolivar. Presiden Maduro juga mencerca sanksi AS yang dia gambarkan sebagai "blokade".

Dalam sebuah pengumuman yang disiarkan oleh televisi lokal pada Minggu (3/12), Maduro mengatakan bahwa mata uang kripto baru tersebut akan memungkinkan Venezuela "maju dalam masalah kedaulatan moneter, untuk melakukan transaksi keuangan dan mengatasi blokade keuangan".

"Abad 21 telah tiba!" teriaknya yang disambut sorak sorai dari para pendukungnya.

Sayangnya, dia tidak memberikan penjelasan lebih detil mengenai bagaimana, atau kapan, mata uang baru ini akan diluncurkan.

Langkah ini menyusul meningkatnya minat global terhadap mata uang kripto, Bitcoin.

Seorang regulator AS baru-baru ini mengatakan akan memperbolehkan perdagangan dua transaksi tradisional dalam kontrak finansial Bitcoin, meskipun mata uang digital terbukti tidak stabil.

Di sisi lain, Venezuela memiliki utang sekitar US$ 140 miliar kepada kreditur asing dan ekonom menilai Maduro ingin mencoba membayar utang tersebut dengan Petros seiring upayanya untuk merestrukturisasi utang negara tersebut.

Anggota parlemen oposisi, bagaimanapun, mencemooh rencana tersebut. Sejumlah anggota parlemen oposisi menegaskan bahwa penggunaan mata uang yang diusulkan harus memerlukan dukungan Kongres. Beberapa pihak pun meragukan hal itu akan terjadi.

"Maduro sudah menjadi badut. Ini tidak memiliki kredibilitas," kata anggota parlemen oposisi dan ekonom Angel Alvarado kepada kantor berita Reuters.

Venezuela secara historis mengandalkan kekayaan minyaknya untuk mendukung perekonomian. Namun, penurunan harga minyak telah menyebabkan negara tersebut mengalami krisis ekonomi dan politik.

AS dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi kepada negara ini, dengan alasan kebijakan represif oleh pemerintah.

Bulan lalu, Rusia setuju untuk merestrukturisasi sekitar US$ 3,15 miliar (£ 2,4 miliar) atas hutang yang harus dibayar oleh Venezuela. Kesepakatan tersebut memungkinkan Venezuela untuk melakukan pembayaran "minimal" atas kewajiban Rusia selama enam tahun ke depan.




TERBARU

[X]
×