kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wapres Pence bantah incar kursi Presiden


Senin, 07 Agustus 2017 / 08:14 WIB
Wapres Pence bantah incar kursi Presiden


Sumber: Reuters | Editor: Dupla Kartini

WASHINGTON. Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence membantah mengincar kursi presiden pada 2020 mendatang. Ia menyebut, informasi itu tercela dan menyakitkan.

Pence menanggapi laporan New York Times yang menyebutkan bahwa beberapa orang dari partai Republik menyiapkan kampanye bayangan di mana Presiden Donald Trump tidak terlibat. Menurut NY Times, sejumlah penasihat Pence sudah mengisyaratkan kepada partai bahwa ia berencana mencalonkan diri pada 2020, jika Trump tidak melakukannya.

Laporan tersebut mengatakan, Pence tidak hanya menyiapkan rencana politik penuh, tetapi juga telah menciptakan basis kekuatan independen sendiri, termasuk kelompok penggalangan dana politik yang disebut "Komite Amerika Hebat".

Namun Pence menyebut artikel tersebut sebagai berita palsu dan mengatakan seluruh timnya fokus untuk memajukan agenda Trump dan mendorongnya terpilih kembali pada 2020.

"Tuduhan dalam artikel ini salah dan hanya mewakili upaya terbaru media untuk memecah belah pemerintahan ini," kata Pence dalam sebuah pernyataan, Minggu, seperti dilansir Reuters.

Namun, The Times bersikukuh artikel tersebut benar. "Kami yakin dengan keakuratan pelaporan kami," kata juru bicara New York Times Danielle Rhoades Ha melalui email.

Pence memiliki hubungan baik dengan kelompok politik konservatif dan beberapa pendukung besar Partai Republik, termasuk miliarder Charles dan David Koch. Pence juga seorang loyalis Trump.

Namun, saat penyelidikan dugaan campur tangan Rusia pada pemilihan presiden AS tahun 2016, hubungan keduanya mulai berjarak. Dalam sebuah perjalanan ke Eropa timur, pekan lalu, Pence mengecam kehadiran Rusia di bekas republik Soviet di Georgia. Dia juga mengatakan, hubungan dengan Rusia tidak akan membaik sampai Moskow mengubah pendiriannya di Ukraina dan menarik dukungan kepada Iran, Suriah dan Korea Utara.

Kongres AS baru-baru ini mengeluarkan sebuah undang-undang yang memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia. Meski berat hati, Trump menandatangani UU tersebut pekan lalu. "Hubungan kita dengan Rusia berada pada titik terendah sepanjang masa dan sangat berbahaya," tulis Trump dalam Twitter usai menandatangani undang-undang tersebut. 




TERBARU

[X]
×