kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wartawatinya tewas karena lembur, NHK minta maaf


Jumat, 06 Oktober 2017 / 15:10 WIB
Wartawatinya tewas karena lembur, NHK minta maaf


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Stasiun televisi utama Jepang, NHK, mengumumkan permintaan maafnya kepada orangtua reporter muda yang tewas akibat gagal jantung setelah melakukan lembur selama 159 jam dalam sebulan.

Informasi saja, reporter NHK Miwa Sado, 31 tahun, yang bertugas meliput berita politik di Tokyo ditemukan tewas di tempat tidurnya pada Juli 2013. Saat ditemukan, dia sedang memegang telepon genggamnya.

"Pimpinan direksi telah bertemu dengan orangtua Sado di rumahnya dan telah meminta maaf," jelas Juru Bicara NHK kepada AFP/

Hasil investigasi yang dilakukan setahun setelah kematian Sado menunjukkan, kematiannya akibat kerja yang berlebihan.

NHK lantas mengumumkan kasus ini ke publik, atas permintaan keluarga Sado, agar kejadian serupa tak terulang lagi.

Seperti yang dilansir AFP, kasus ini semakin menggarisbawahi masalah yang dialami Jepang yang dikenal dengan sebutan "karoshi". Ini artinya kematian akibat lembur kerja. Kejadian ini juga turut mencoreng wajah NHK yang kerap mengampanyekan perang melawan budaya lembur di negara tersebut.

Sato melibut pemilihan anggota majelis Tokyo pada Juni 2013 dan pemilihan majelis tinggi untuk parlemen nasional pada bulan berikutnya.

Dia tewas tiga hari setelah pemilihan majelis tinggi.

"Hatiku hancur karena memikirkan mungkin dia ingin menelpon saya di detik-detik terakhirnya," kata ibu Sado kepada Asahi Daily.

"Dengan meninggalnya Miwa, saya merasa separuh tubuh saya terasa dirobek. Saya tidak akan bisa tertawa lepas lagi di sisa umur saya," urainya.

Setiap tahun di Jepang, jam kerja yang panjang menjadi hal yang disalahkan untuk sejumlah kasus kematian akibat stroke, serangan jantung, dan bunuh diri.

Berdasarkan laporan pemerintah Jepang, ada 191 kasus "karoshi" pada tahun yang berakhir Maret 2017.

Laporan tersebut juga menunjukkan, 7,7% karyawan di Jepang secara reguler menjalani lembur kerja 20 jam per minggu.

Menteri Tenaga Kerja Katsunobu Kato kepada reporter mengatakan pemerintah Jepang akan melakukan hal terbaik untuk mengurangi jumlah korban tewas akibat lembur bekerja menjadi nol.

Pada Februari, Jepang meluncurkan "Premium Friday", yang mendorong agar karyawan pulang lebih cepat pada Jumat terakhir dalam satu bulan.

Namun, program ini mendapatkan kritik sehingga banyak perusahaan yang mengabaikannya.




TERBARU

[X]
×