kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi bank lokal belum padam


Kamis, 27 April 2017 / 11:05 WIB
Akuisisi bank lokal belum padam


Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bisnis perbankan Indonesia memang legit. Tak heran, banyak pemodal berminat masuk ke bisnis perbankan di Tanah Air. Paling baru, investor asal Malaysia, Affin Holdings Bhd, tengah mengincar Bank Syariah Bukopin.

"Kami sudah berbicara dengan Bank Bukopin untuk membeli bisnis syariahnya," kata Kamarul Ariffin, CEO Affin Holding seperti diberitakan The Sun Daily, Selasa (25/4).

Sebelumnya, Affin memasukkan Bank Ina Perdana dan Bank Panin Syariah sebagai target akuisisi.

Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin membenarkan kabar tersebut. "Memang saat ini Bank Syariah Bukopin sedang melakukan penjajakan dengan Affin Holdings," kata Glen kepada KONTAN, Rabu (26/4).

Bank Bukopin kini memegang 90,6% Bank Syariah Bukopin. Menurut Glen, Affin ingin mengakuisisi lebih dari 50% saham Bank Syariah Bukopin. Namun dari sisi aturan, pemodal yang memiliki latar belakang bisnis finansial hanya bisa mengakuisisi 40%, kecuali bersedia mengakuisisi minimal satu bank lain dan menggabungkannya.

Deden Firman Hendarsyah, Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan belum menerima permohonan akuisisi dari Affin. "Belum ada juga pembicaraan informal dengan kami," ujar dia.

Sebelum Affin, awal bulan ini Industrial Bank of Korea (IBK) dari Korea Selatan mengungkapkan niatnya masuk ke perbankan Indonesia. Saat bersamaan, investor Taiwan dan Thailand juga mengincar bank di Indonesia.

Selain asing, caplok-caplokan antar bank lokal juga bakal seru tahun ini. Bank Central Asia (BCA), misalnya, akan memborong dua bank pada semester II. Namun BCA masih merahasiakan identitas target akuisisinya.

Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK menyatakan perbankan Indonesia memang menarik. Daya tarik bank lokal antara lain potensi bisnis dan rata-rata margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang tinggi ketimbang negara lain.

Tahun lalu, sebagai gambaran, rata-rata NIM perbankan Indonesia 5,39%, jauh di atas NIM perbankan China, Korea Selatan maupun Singapura. Lagi pula, bank di Indonesia menjanjikan potensi keuntungan jangka panjang nan menggiurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×