kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,64   -7,73   -0.78%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Baja dan aluminium picu perang dagang


Sabtu, 03 Maret 2018 / 08:50 WIB
Baja dan aluminium picu perang dagang
ILUSTRASI.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Genderang perang dagang ditabuh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan mengenakan tarif impor baja dan aluminium. Ini berdampak besar bagi China, Eropa dan Kanada.

Trump menetapkan tarif bea masuk impor sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium. Tarif impor akan ditetapkan resmi pekan depan. Pejabat Gedung Putih mengatakan, rincian pengenaan tarif akan dirapikan.

Trump yakin pengenaan tarif impor akan melindungi pekerja AS. Namun, menurut para ekonom, kenaikan tarif impor dapat berakibat para kenaikan harga di industri otomotif dan minyak sehingga menghancurkan lebih banyak pekerjaan daripada pembatasan impor. "Kami akan kembali membangun industri baja dan aluminium," ujar Trump.

Harga saham pembuat baja dan baja domestik AS menguat setelah pengumuman itu. Sedangkan, saham produsen mobil dan pembuat pesawat jatuh akibat potensi kenaikan biaya.

Rencana kenaikan tarif impor tersebut dikritik oleh beberapa anggota parlemen senior partai Republik serta produsen mobil, minyak dan peralatan konstruksi. Sebab ada potensi pembalasan dari negara pengekspor baja melalui produk ekspor pertanian AS.

"Setiap kali Anda melakukan ini, Anda mendapat pembalasan. Pertanian adalah target nomor satu. Saya pikir ini sangat kontraproduktif bagi ekonomi pertanian," ujar Senator Pat Robert yang memimpin komite pertanian.

 Pembalasan

 China telah mengancam untuk mengekang impor kedelai AS. Uni Eropa juga akan melakukan tindakan sama. Liu He, Penasehat Ekonomi Presiden China Xi Jinping, Kamis lalu (1/3) bertemu dengan pemerintahan Trump.

Fokus pertemuan tersebut untuk memastikan perdagangan yang adil dan ada timbal balik. Harapan China, ada tindakan nyata dan membangun dari para pejabat Gedung Putih.

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China meningkat sejak Trump menjabat Presiden AS.

Tarif impor baja dan aluminium itu sebetulnya tidak berdampak serius ke China. Data Reuters menunjukkan, Kanada justru menjadi pemasok terbesar yakni 16% dari permintaan baja AS. Sedangkan China hanya berkontribusi 2%. Meski China hanya menyumbang sebagian kecil impor baja AS, produksi yang masif dari China membuat pasokan baja dunia melimpah dan menurunkan harga.

Eksportir baja terbesar lainnya adalah Brasil dan Korea Selatan. Mereka juga bersiap mengambil tindakan. "Haruskah pembatasan dikenakan pada produk baja dan aluminium Kanada. Kanada akan mengambil tindakan responsif untuk mempertahankan kepentingan perdagangan dan pekerja," kata Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland.

Brasil juga mempertimbangkan untuk mengambil tindakan atas tarif tersebut atau kesepakatan dengan negara lain.




TERBARU

[X]
×