kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,64   -7,73   -0.78%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banting setir ke bisnis hiburan dan properti (4)


Jumat, 03 Maret 2017 / 15:47 WIB
Banting setir ke bisnis hiburan dan properti (4)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Keberhasilan Daryl Katz mengelola jaringan bisnis farmasi ternyata tidak membuatnya cepat puas. Miliarder ini pun melirik ke bisnis lain seperti hiburan dan properti. Ia bahkan rela menjual bisnis farmasi yang telah ia geluti sejak awal tahun 1990. Dana hasil penjualan bisnis farmasi dia alihkan ke bisnis hiburan. Kini Daryl memiliki tim hoki, rumah produksi, dan lainnya. Pria asal Kanada ini juga mencari peruntungan di bisnis properti di tanah kelahiran.

Sukses membuka jaringan apotek sejak awal tahun 1990 tidak membuat Daryl Katz terbuai. Miliarder asal Kanada ini justru melepas sebagian aset yang bergerak di bidang farmasi dan mengalihkan ke bisnis lain.

Penjualan aset tersebut mulai dilakukan di 2010. Kala itu,  Daryl menjual SnyderS Drug kepada Walgreens Co. Di awal 2012 Katz Grup kembali menjual Medicine Shoppe dan Drug Trading Co. kepada McKesson Canada. Dari penjualan tersebut, Daryl disebut-sebut memperoleh dana segar sebesar US$ 920 juta.

Transaksi dengan McKesson kembali terjadi pada tahun 2016. Kali ini, Daryl menjual Rexall. Transaksi tersebut tepatnya terjadi pada Maret 2016. Dengan perjanjian jual beli tersebut, sebanyak 470 jaringan apotek resmi berpindah tangan. Daryl juga melepas sejumlah klinik dan anak perusahaan yang bergerak di bidang manajemen kesehatan kepada McKesson. Perusahaan tersebut bernama ClaimSecure Inc.

Katz Group pun berhasil mengantongi dana segar sebesar US$ 3 miliar dari penjualan Rexall. Meski beberapa analis menilai, harga transaksi tersebut terlalu rendah dari nilai perusahaan. Maklum, saat itu, nilai tukar dari dollar Kanada memang sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Divestasi aset farmasi dilakukan Daryl lantaran tergoda dengan bisnis lain. Sejatinya, ketertarikan Daryl menjamah bisnis lain sudah tercium dari beberapa tahun sebelumnya. Ini nampak dari saat ia membeli klub hoki di tempat asalnya Edmonton Oilers pada tahun 2007. Upaya Daryl memulai bisnis baru tidak enteng.




TERBARU

[X]
×