kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKPM: China kian fokus hilirisasi di Indonesia


Jumat, 02 Februari 2018 / 16:09 WIB
BKPM: China kian fokus hilirisasi di Indonesia
ILUSTRASI. Kepala BKPM Tom Lembong memaparkan realisasi penanaman modal


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo kesal dengan nilai ekspor Indonesia yang masih sangat minim dan kalah dari negara-negara lain. Oleh karena itu, Jokowi meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk lebih aktif membuka pasar baru untuk ekspor produk Indonesia.

Menjawab permintaan Jokowi, Kepala BKPM Thomas Lembong berpendapat untuk meningkatkan kinerja ekspor, otomatis investasi perlu kencang. Ia memberi contoh, investasi dari China.

Ia menyebut, investasi China di Indonesia sendiri saat ini besar sekali porsinya di smelter. Dengan demikian, di Indonesia telah terjadi konversi bahan baku komoditas mentah yang niainya rendah jadi komponen yang bernilai tinggi dan diekspor.

“Misalnya di Morowali. Menperin juga sering menguraikan, dari yang tadinya kita ekspor nikel mentah, sekarang jadi ekspor stainless steel bahkan berkat investasi China, Indonesia sudah menjadi tiga besar dunia eksportir stainless steel,” kata Thomas di Jakarta, Jumat (2/2).

Thomas bilang, investor China juga sekarang sedang investasi terus untuk ke hilirisasi berikutnya, seperti carbon steel atau baja ekstra keras untuk mesin dan motor.

“Dan itu banyak menggantikan impor. Jadi, kalau kita bisa produksi baja tahan karat di pabrik kita sendiri, kita tidak perlu impor, dan bahkan banyak yang diekspor,” ujarnya.

Namun demikian, ia tak memungkiri bahwa memang butuh waktu antara komitmen investasi, realisasi, sampai kinerja dari ekspornya terlihat.

Waktu yang dibutuhkan, menurut Thomas, kira-kira dua sampai tiga tahun. “Tetapi tanpa investasi tidak mungkin ada kinerja ekspor,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×