kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catatan Sri Mulyani dari KTT G20 Hamburg Jerman


Minggu, 09 Juli 2017 / 13:06 WIB
Catatan Sri Mulyani dari KTT G20 Hamburg Jerman


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

HAMBURG. Menteri Keuangan Sri Mulyani turut serta bersama Presiden Joko Widodo dalam pertemuan puncak kepala negara G20 di Hamburg, Jerman pada 7-8 Juli 2017. G20 adalah kelompok 20 negara yang menguasai lebih dari 75% perekonomian dunia yang dibentuk setelah krisis keuangan dunia pada tahun 2009.

Sri Mulyani dalam akun media sosial Instagramnya mengemukakan, pertemuan di Hamburg merupakan pertemuan penting pada saat yang menentukan ekonomi dunia menunjukkan tanda pemulihan yang cukup nyata, namun masih menghadapi berbagai resiko. Di antaranya adalah rendahnya produktivitas, peningkatan ketimpangan, peningkatan ketidakseimbangan (imbalances), dan kemungkinan perubahan koreksi harga aset secara mendadak.

“Para pemimpin negara G20 membahas secara intensif bagaimana menghindari kecenderungan proteksionisme dan persaingan tidak setara (non level playing field) dan tidak adil (unfair trade) antar negara yang akan beresiko menghancurkan upaya G20 untuk memperkuat pemulihan ekonomi global,” ujarnya dikutip KONTAN, Minggu (9/7).

Adapun ia mencatat bahwa ada perkembangan yang sangat menggembirakan dalam pertemuan G20, yaitu makin kuatnya kerjasama perpajakan internasional dan peningkatan transparansi pajak antar negara untuk memerangi penghindaran dan penggelapan kewajiban pajak melalui BEPS (Base Erosion Profit Shifting) dengan penguatan AEOI-Automatic Exchange of Information (pertukaran informasi perpajakan antar negara).

“Indonesia akan memanfaatkan kerjasama perpajakan internasional ini untuk meningkatkan upaya kita melawan penghindar dan pengemplang pajak. Namun Indonesia juga harus terus melakukan reformasi perpajakan agar dapat memanfaatkan kerjasama internasional secara maksimal untuk kepentingan negara Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, isu lainnya yang sangat intens dibahas di sana menurut Sri Mulyani adalah mengenai perubahan iklim, yang dianggap dapat mengancam dunia dan menciptakan resiko bagi generasi anak cucu yang akan datang. Ia mengatakan, dunia harus melakukan kebijakan untuk mengurangi emisi karbon untuk mencegah peningkatan suhu dunia.

“Semua negara G20 akan melakukan upaya untuk mengurangi resiko perubahan iklim, meskipun Amerika Serikat telah memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian Paris untuk mengatasi ancaman perubahan iklim,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×