kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari bebek, Sam berbisnis batu gambar (2)


Rabu, 06 Juli 2011 / 14:10 WIB
Dari bebek, Sam berbisnis batu gambar (2)
ILUSTRASI. 5 Cara mudah mengajari anak membaca yang sederhana dan mudah diterapkan. KONTAN/Muradi


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Dari bisnis bebek kremes, Sam Sianata mengembangkan bisnis lain yang tak kalah topnya. Pilihannya jatuh pada bisnis batu gambar. Selain emas dan berlian, batu gambar kini bisa menjadi alternatif perhiasan lantaran keunikan yang dimilikinya. Dari bisnis ini, Sam bisa mengantongi omzet hingga Rp 145 juta per bulan.

Setelah bisnis Bebek Kremes Wong Jogja berjalan stabil, Sam Sianata tak mau berdiam diri. Dia mulai berkecimpung dalam usaha batu gambar jenis agate. Terjunnya Sam dalam bisnis ini dimulai saat teman karibnya memperkenalkan jenis batu ini pada Sam sekitar 10 tahun silam.

Sejak itu, Sam yang pecinta seni, langsung jatuh cinta lantaran batu gambar mampu memberikan ruang imajinasi yang tinggi. "Ini berbeda dengan batu permata atau emas," kata Sam. Dari sebuah batu bergambar, bisa muncul berbagai macam gambar tergantung imajinasi orang yang melihatnya.
Sam semisal, ia bisa melihat monyet dalam batu gambar. "Orang lain bisa saja melihat hewan lain seperti lutung atau lainnya," ujarnya diiringi tawa yang renyah.

Batu bergambar juga memiliki keunikan lain, yaitu corak warna yang indah dan eksotis. Ini pula yang menjadikan harga batu gambar cukup mahal di pasar. Dari bisnis ini saja, Sam bisa mendapatkan omzet Rp 145 juta per bulan.

Saat ini, Sam memiliki 33 koleksi batu gambar, mulai dari batu gambar dengan motif ayam jago, naga api, merak, matahari, bunga tulip hingga bunga kantong semar.

Batu-batu itu dibagi menjadi dua jenis berdasarkan grade kualitas. Batu gambar berkualitas A memiliki gambar di dalam batu, tanpa cacat atau gores, tidak retak atau buram. Harga jual batu kualitas ini mulai dari Rp 10 juta sampai tak terhingga. Sam mengambil contoh, untuk batu dengan gambar bunga kantong semar bisa mencapai Rp 5 miliar saat lelang di pasar internasional, Christie's dan Sotheby's.

Sedangkan batu dengan kualitas B memiliki gambar di permukaan bukan di dalam. Untuk jenis ini, harga yang ditawarkan juga bervariasi antara Rp 1 juta sampai Rp 25 juta. Harga batu kualitas B lebih murah karena gambar ada di luar sehingga mudah rusak dan berubah.

Menurut Sam, batu agate tercipta dari proses geologis jutaan tahun lalu. Ini yang membuat jenis batu gambar berkualitas sangat langka. "Beda dengan buatan manusia yang cepat," katanya. Selain itu, lukisan alami di tiap batu tidak ada duanya dan tidak dapat digandakan. Sehingga batu agate atau batu gambar, bisa menjadi benda seni alami yang eksklusif.

Walau terjadi secara alami, untuk mendapatkan gambar atau motif yang unik dan langka, diperlukan proses pengirisan dan pengasahan yang teliti. Sebab, sangat mungkin proses pengasahan yang tidak teliti akan membuat motif tidak terlihat.

Seorang perajin batu gambar bisa menghabiskan waktu satu hingga empat minggu untuk memproses batu hingga sempurna. Proses itu dimulai dari pencarian bongkahan batu, memotong, serta mengasahnya.

Pasar batu gambar pun sudah terbentuk. Bahkan komunitas pecintanya juga ada. Sam mengatakan, sampai saat ini, transaksi jual beli batu gambar masih lebih banyak antar anggota komunitas. "Kebanyakan berasal dari orang tua. Tapi akhir-akhir ini minat anak muda juga mulai banyak," terang Sam.

Peminat batu gambar yang masih sedikit, menurut Sam, disebabkan karena didominasi perhiasan berlian dan emas di pasaran. Selain itu, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang batu gambar juga menjadi sebab. Padahal, batu gambar juga cocok menjadi perhiasan dengan membingkainya menjadi bros, cincin hingga liontin.

Di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, minat masyarakat akan batu gambar sangat besar. "Pembeli saya banyak dari Malaysia," tutur Sam.

Sam berharap pemerintah berperan aktif mempromosikan potensi batu gambar karena bisa menjadi salah satu harta kekayaan alam Indonesia. Apalagi, hingga kini, belum ada satu negara manapun yang menghasilkan batu gambar seperti Indonesia. "Beberapa turis asing yang datang, bilang ke saya kalau belum pernah melihat batu gambar seperti di Indonesia," kata ayah tiga anak ini bangga.

Beberapa tempat yang sering dia kunjungi untuk mencari batu gambar adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusakambangan, Garut dan Pacitan.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×