kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan F-35 senilai US$ 23 miliar ke Jepang


Jumat, 10 Juli 2020 / 07:27 WIB
Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan F-35 senilai US$ 23 miliar ke Jepang
Seorang pilot Angkatan Udara AS lepas landas dengan pesawat F-35A Angkatan Udara-nya dari Fighter Wings ke-388 dan ke-428 untuk berpartisipasi dalam latihan kekuatan tempur, setelah ia membentuk latihan 'jalan gajah' di Pangkalan Angkatan Udara Hill, Utah


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (9/7) mengatakan telah menyetujui kemungkinan penjualan 105 pesawat tempur Lockheed Martin (LMT.N) F-35 ke Jepang dengan perkiraan biaya US$ 23 miliar.

Dalam pernyataan itu, akan butuh waktu 25 tahun untuk memenuhi semua pesanan Jepang. Yakni, permintaan Jepang termasuk 63 pesawat F-35A dan 42 F-35B, 110 Pratt dan Whitney RTX.N F135 engine, dan peralatan terkait, katanya, dan implementasi penjualan yang diusulkan, termasuk dukungan teknis dan pelatihan.

Baca Juga: Redakan ketegangan, Menlu China sampaikan tiga usulan ini ke AS

"Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Jepang dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan efektif," kata Departemen Luar Negeri AS, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/7).

Departemen Luar Negeri AS menambahkan bahwa penjualan yang diusulkan tidak akan mengubah keseimbangan militer di wilayah tersebut.

Jet F-35 dibuat di pabrik Lockheed Martin di Fort Worth, Texas, tetapi sekutu merakit jet untuk diri mereka sendiri di dua perakitan terakhir dan memeriksa fasilitas di Jepang dan Italia.

Baca Juga: Departemen Pertahanan AS menyetujui penjualan 12 pesawat F-35 ke Singapura

Pada bulan Maret, Pentagon mengatakan Mitsubishi Heavy Industries (7011.T) menutup pabrik Jepang selama satu minggu karena kekhawatiran tentang coronavirus.




TERBARU

[X]
×