kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Turki makin gawat, aksi jual melanda Wall Street


Jumat, 10 Agustus 2018 / 22:47 WIB
Ekonomi Turki makin gawat, aksi jual melanda Wall Street
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Krisis mata uang Turki, lira, mulai menimbulkan kecemasan di investor global. Aksi jual pun melanda pasar saham global. Tak terkecuali di bursa saham Wall Street.

Di awal perdagangan, Jumat (10/8), indeks Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 200 poin, tersenggol sentimen aksi jual di bursa saham global yang khawatir dengan makin jatuhnya mata uang Turki, lira.

Lira makin terperosok lantaran kekhawatiran akan prospek ekonomi Turki yang kian menjadi. Apalagi ditambah lagi makin panasnya hubungan diplomatik negara ini dengan Amerika Serikat (AS).

Sanksi Presiden AS Donald Trump yang menggandakan tarif impor aluminium dan baja dari Turki, memperdalam kerugian lira dan meningkatkan kekhawatiran bahwa krisis dapat membebani ekonomi negara lain.

“Masalah di pasar negara berkembang lebih penting dari sebelumnya karena mesin pertumbuhan ekonomi global ada di pasar negara berkembang,” kata Peter Cecchini, Chief Market Strategist Cantor Fitzgerald di New York seperti dikutip Reuters. Pada akhirnya, imbuh dia,  ini akan sangat berpengaruh ke pasar saham AS.

Mengutip Reuters, hingga pukul 9.48 waktu AS, indeks Dow Jones Industrial Average  longsor 158,88 poin, atau 0,62% ke level 25.350,35. Lalu indeks S & P 500 merosot 13,35 poin atau 0,47% menjadi 2.840,23, dan indeks Nasdaq Composite turun 31,69 poin, atau 0,40% ke posisi 7.860,09.

Kekhawatiran soal efek domino kejatuhan mata uang Turki membuat investor mengalihkan investasinya ke aset safe-haven. Imbasnya dollar AS naik ke level tertinggi 13 bulan terakhir dan imbal hasil obligasi AS tergelincir ke level terendah dalam tiga minggu terakhir.

Sepuluh dari 11 sektor di indeks  S & P 500 menurun dengan saham perbankan yang mencatat penurunan terbesar. Harga saham JPMorgan, Wells Fargo dan Bank of America  turun lebih dari 1% dan membebani indeks S & P 500. 

“Bank itu memanfaatkan leverage pada ekonomi global. Setiap kali ada gangguan penularan pada ekonomi, saham mereka akan lemah, ”kata Michael Antonelli, Managing Director Institutional Sales Trading Robert W. Baird di Milwaukee.

Informasi saja, Kamis (9/8), lira Turki jatuh ke rekor terendah terhadap dollar AS ke level 5,5690. Lira terjun  setelah delegasi Turki kembali dari pertemuan pejabat AS di Washington tanpa solusi yang jelas untuk menyelsaikan keretakan hubungan diplomatik yang telah terbuka di antara mereka.

Kedua pemerintah itu berselisih mengenai penahanan pendeta asal AS Andrew Brunson atas tuduhan terorisme oleh Turki. Hubungan diplomatik yang makin renggang itu telah memperdalam kekhawatiran investor tentang prospek ekonomi Turki di bawah Presiden Tayyip Erdogan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×