kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fitch Ratings: Inflasi akan membebani daya beli dan laju ekonomi tahun ini


Senin, 19 Maret 2018 / 06:26 WIB
Fitch Ratings: Inflasi akan membebani daya beli dan laju ekonomi tahun ini
ILUSTRASI. Penjualan daging ayam potong


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan inflasi diperkirakan akan membebani pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 ini. Kenaikan inflasi yang diperkirakan mencapai 4,2% pada tahun ini akan menekan daya beli rumah tangga, sehingga target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 5,4% di 2018 tidak akan tercapai.

Itulah sebabnya lembaga pemeringkat utang internasional, Fitch Ratings, menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari sebelumnya 5,4% menjadi 5,3%. Dalam laporan tertulisnya, Fitch memberi catatan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2017 berakhir menggembirakan dengan pertumbuhan ekonomi 5,07%.

Pada periode tersebut investasi meningkat di kuartal keempat. "Belanja investasi tumbuh 6,2% di tahun 2017, laju tercepat sejak tahun 2012. Investasi mendapat dorongan dari peningkatan belanja infrastruktur, seperti yang ditunjukkan oleh kenaikan yang mencolok dalam output konstruksi sejak awal 2016," tulis Fitch seperti dikutip Kontan.co.id, Jumat (16/3).

Kenaikan harga komoditas juga membantu meningkatkan belanja modal. Dengan kinerja ekonomi yang baik itu, Fitch berharap peningkatan investasi terus berlanjut didukung oleh kebijakan makro.

Pemerintah Indonesia juga dipandang berkomitmen meningkatkan belanja infrastruktur publik, terutama melalui perusahaan milik negara. Di sisi moneter, Bank Indonesia (BI) pada tahun lalu juga sudah memotong tingkat suku bunganya.

Tahun ini Fitch melihat kebijakan Pemerintah Indonesia masih konsisten menggalakkan pembangunan infrastruktur. Selain belanja modal pemerintah, dorongan ekonomi juga akan berasal dari konsumsi rumah tangga yang diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan tahun 2017.

Kenaikan impor barang konsumsi pada kuartal IV-2017 menunjukkan daya beli konsumen bakal meningkat tahun ini. Bahkan secara keseluruhan, impor barang konsumsi tahun 2017 mencapai US$ 14,17 miliar, tumbuh 14,69% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Hanya saja, kebangkitan daya beli pada tahun ini tidak akan optimal karena terhalang inflasi. Fitch memperkirakan inflasi berada di level 4,2% tahun ini, naik dari tahun lalu 3,5%. Hambatan pertumbuhan juga akan datang dari penyaluran kredit, terutama karena bisnis yang masih lesu.

Ekonom Standard and Poor's (S&P) Asia-Pasifik Vincent Conti sebelumnya juga menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 menghadapi banyak tantangan. Seperti: perang dagang, kondisi politik jelang pilkada dan pemilihan presiden, hingga potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia jelang tutup tahun.

Atas prediksi Fitch Ratings tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto berujar bahwa saat ini tidak ada suatu permasalahan serius dalam pengendalian inflasi di Tanah Air. Menurut dia, proyeksi inflasi oleh Fitch masih sejalan dengan target BI, yakni 3,5% plus minus 1%.

Pemerintah dan bank sentral, menurutnya, akan terus menjaga laju inflasi. "Kalau inflasi masalahnya dari Bahan Bakar Minyak (BBM), kalau kami lihat mulai mereda. Pemerintah juga sudah menyatakan tidak akan menaikkan harga. Tidak ada suatu permasalahan serius," ujar Erwin, Jumat (16/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×