kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri berharap eksplorasi & produksi migas naik


Rabu, 17 Mei 2017 / 15:02 WIB
Industri berharap eksplorasi & produksi migas naik


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Indonesia Petroleum Association (IPA) kembali menggelar konvensi dan pameran pada tahun ini. Dalam Konvensi dan Pameran IPA ke-41 kali ini, IPA mengusung tema "Accelerating Reform to Re-Attract Investment to Meet the Economic Growth Target".

Diharapkan dari acara ini akan ada solusi untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan sumber migas baru dan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi, salah satunya penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR). 

Dalam pidato pembukaannya, Presiden Direktur IPA Christina Verchere kembali menekankan kontribusi signifikan dari industri hulu migas yang tidak hanya memproduksi energi dan menghasilkan pendapatan bagi negara, “Industri migas dikombinasikan dengan berbagai sektor pendukungnya memiliki efek berganda yang sangat besar bagi ekonomi Indonesia," imbuh Christina dalam siaran pers pada Rabu (17/5).

Ignasius Jonan, Menteri ESDM menanggapi, berkurangnya dana investasi global dikarenakan oleh jatuhnya harga minyak dalam 3 tahun terakhir. Untuk itu pemerintah mendorong perusahaan minyak untuk menjadi lebih kompetitif dan efisien untuk menghadapi situasi bisnis tersebut.

Di sisi lain, pemerintah juga berusaha mempermudah proses bisnis hulu migas. “Industri ini merupakan pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu sebabnya pemerintah terus berusaha untuk melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kemudahan proses bisnis di Indonesia,“ ujar Jonan.

Investasi hulu migas memang masih lesu terutama karena ketidakpastian hukum, aturan fiskal yang tidak kompetitif, reformasi regulasi (revisi dari Peraturan Pemerintah No.79/2010 dan keekonomian skema gross split). Selain itu karena biaya investasi yang diakibatkan oleh turunnya produksi minyak, rasio penggantian sumber migas yang rendah, investasi yang lambat dalam infrastruktur gas serta rendahnya minat dalam blok baru yang ditawarkan pemerintah Indonesia.

Padahal kontribusi industri migas bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjadi katalisator perkembangan daerah melalui efek bergandanya. “Bila Indonesia ingin menarik perhatian perusahaan-perusahaan migas yang kompetitif maka Indonesia harus dapat menawarkan imbal balik yang juga kompetitif,” kata Christina.

Untuk itu Christina bilang IPA terus bekerja sama dengan pemerintah agar bisa terus meningkatkan efisiensi industri serta menetapkan prioritas yang dibutuhkan untuk mereformasi, untuk memberikan nilai, dan hasil terbaik bagi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×