kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Brasil antusias untuk berinvestasi di Indonesia


Senin, 23 April 2018 / 18:02 WIB
Investor Brasil antusias untuk berinvestasi di Indonesia
ILUSTRASI. Bongkar Muat di Pelabuhan Bitung Sulawesi Utara


Reporter: Fauzan Zahid Abiduloh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rodrigu Ruiz dari lembaga investor asal Brasil, DTA Engenharia Group, mengatakan bahwa pihaknya antusias untuk berinvetasi di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan dalam forum "Welcoming Investor Indonesia-Brasil" yang digelar di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin, (23/4).

Antusiasme investor Brasil tersebut nampak dari bagaimana mereka banyak memberikan pertanyaan yang mengklarifikasi tawaran proyek investasi di tiga pelabuhan hub internasional Indonesia.

Pada kesempatan itu, Direktur Pengembangan PPP Bastary Pandji Indra mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menawarkan proyek pengembangan pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung, Patimban, dan Bitung.

Ia menginformasikan bahwa proyek tersebut sangat strategis dan meyakinkan lantaran potensi maritim yang dimiliki.

"Dengan 17 ribu pulau, kami melihat prospek dari pelabuhan di Indonesia sangat menjanjikan," ujar Kepala Major Port Project Development DTA Engenharia, Charles saat mengamini potensi bisnis pelabuhan di Indonesia.

Charles juga terlihat me-lobby pemerintah dengan mempertanyakan lingkup yang akan digarap. Lobby itu disambut manis oleh Bastary bahwa pemerintah tidak hanya meminta gelontoran dana, tapi juga partisipasi dalam design pelabuhan dan pengerjaan konstruksi.

Di kesempatan yang sama, antusiasme investor Brasil terlihat dari bagaimana pihak DTA Engenharia lainnya bertanya-tanya tentang proyek yang disorodorkan pemerintah.

Kepala Business Development DTA Engenharia, Rodrigu Ruiz beberapa kali menawarkan jasa dragging atau pengurugan dalam proyek tersebut.

Namun hal itu segera ditolak oleh Bastary dengan alasan bahwa wewenang dragging sudah ada pada Kementerian Perhubungan.

Tak lupa, di kesempatan itu Rodrigo menunjukkan latar belakang dan kapabilitas lembaganya untuk meyakinkan pemerintah.

Ia mengatakan bahwa pihaknya sangat kompeten dalam proyek pelabuhan, dengan menunjukkan proyek Terminal Ponta Negara (Liquid Bulk Terminal) senilai US$ 1,6 miliar yang berhasil dibuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×