kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus promosi usaha kuliner di media sosial


Senin, 23 Januari 2017 / 16:35 WIB
Jurus promosi usaha kuliner di media sosial


Reporter: Amal Ihsan Hadian, Muhammad Fahmi Alby | Editor: S.S. Kurniawan

Saat ini media sosial semakin menjadi referensi orang saat mencari informasi, termasuk soal kuliner. Orang zaman sekarang lebih suka googling dulu untuk mencari tahu kedai atau resto yang ingin dikunjungi, berapa harganya, dan apakah hidangannya memang lezat dan sesuai dengan harga.  

Buat Anda yang ingin menjajal bisnis kuliner di era media sosial (medsos), tentu perlu tahu bagaimana cara yang efektif memanfaatkan medsos untuk berpromosi, sekaligus meningkatkan penjualan produk kuliner anda.

What's Up Café termasuk salah satu usaha kuliner yang turut merasakan manfaat dari media sosial. Kafe yang memiliki cabang yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang hingga Bandung ini amat rajin membanjiri akunnya di berbagai media sosial dengan konten-konten yang menarik.

Hanna Gatry Maulida, Marketing di What’s Up Café, mengakui, kelebihan media sosial untuk menjaring minat calon pelanggan sangatlah besar. What’s Up Café gencar menggunakan medsos sebagai sarana woro-woro ke konsumen lantaran tak perlu merogoh kocek dalam-dalam.

Dengan modal akun Instagram yang sudah memiliki 32.000 pengikut, Hanna bisa leluasa melancarkan berbagai agenda pemasaran kafenya. What's Up Café bisa terus memikat dan mengikat pengunjung dengan berbagai posting yang bisa tayang sampai lima kali sehari.

“Media sosial harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena kelebihannya banyak banget,” ujar Hanna.

Selain biayanya yang murah dan memiliki daya jangkau promosi yang luas, What’s Up Café memanfaatkan media sosial sebagai wahana berinteraksi alias engagement dengan netizen, yang sebagian besar adalah pengguna aktif media sosial.

Hal itu sangat cocok karena pasar What’s Up Café adalah anak muda yang senang berburu tempat nongkrong yang hits. "Zaman sekarang siapa sih yang nggak main medsos,” ujar Hanna.

Hanna yang sudah sejak lama mengelola media sosial What’s Up Café mengakui, dari sekian banyak situs medsos, Instagram merupakan yang terbaik untuk promosi kafe karena punya fitur lebih lengkap dibandingkan medsos yang lain. Pengguna Instagram bisa posting foto dan video dengan kualitas yang baik sekaligus memberikan komentar yang ringkas.

Perbarui konten

Apalagi, Instagram kini menjadi medsos yang paling banyak digandrungi netizen untuk urusan posting foto. Pengguna Instagram yang memiliki banyak follower yang lazim disebut selebgram atau selebriti Instagram juga bisa disewa sebagai endorser.

Mereka adalah para selebriti yang popular berkat postingannya, sering menjadi bahan perbincangan pengguna Instagram, dan memiliki follower yang banyak. Melalui selebgram, para produsen bisa mendongkrak popularitas produknya.

Caranya? Ya meminta para selebgram itu mendukung produk mereka melalui posting di akun milik selebgram tersebut.

Soal endorsement ini, What’s Up Café juga memanfaatkan kesempatan dengan meminta testimoni artis atau selebgram yang datang berkunjung ke kafenya. Testimoni para selebriti itu lalu di-posting Whats Up Café di akun media sosial miliknya.

Selain menambah brand awareness karena sudah di-review artis, postingan testimoni artis juga mendatangkan puluhan ribu like dan comment.

Semakin banyak like dan comment, semakin tenar What’s Up Café. Jumlah follower akun mereka pun terus bertambah.

Selain testimoni artis, rekomendasi dari foodblogger dan akun penikmat kuliner lokal juga digenjot untuk membantu popularitas What’s Up Café.

Pakar marketing Yuswohady menilai, untuk usaha kuliner, situs medsos yang paling ampuh memang Instagram. "Kuliner itu daya tariknya ada pada delicious-nya tampilan masakan. Jadi mustinya memang mengandalkan foto," kata dia.

Apalagi, tren di medsos sekarang bukan lagi teks, melainkan gambar.

Cuma, ada yang harus diingat. Basis aktivasi media sosial adalah konten. Artinya, konten harus diperbarui sesering mungkin, minimal 1 hari sekali ada update.

Semakin sering update. semakin banyak respon yang biasa dituai. Karena itu, pengelola usaha harus memasang konten secara periodik dan konsisten setiap hari.

Walau demikian, menurut Yuswohady, usaha yang baik tidak hanya mengandalkan satu medsos tetapi beberapa medsos. Alasan dia, setiap medsos punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Instagram yang banyak konten fotonya, bisa jadi lebih powerful, interaksi juga lebih cepat. Tetapi jika ingin memastikan kedalaman informasi dan membentuk komunitas, maka Facebook lebih cocok.

Facebook yang mengandalkan konten teks penggunanya, menjamin tingkat kedalaman informasi dan dipandang lebih kredibel. Jadi, jika Anda menghendaki diskusi yang lebih intens, Facebook harus jadi pilihan.

"Functionality Facebook lebih komplit dan viral connection dengan peer lebih luas," ujar dia. Khusus Twitter, ia menilai, penggunanya maupun hype-nya sudah menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×