kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keselematan penerbangan meningkat tahun 2017


Jumat, 19 Januari 2018 / 10:21 WIB
Keselematan penerbangan meningkat tahun 2017
ILUSTRASI. Bandara Hasanuddin Makassar


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keselamatan penerbangan di Indonesia yang meningkat berimbas pada penurunan jumlah kecelakaan penerbangan nasional di tahun 2017. Laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan, selama tahun 2017, jumlah kecelakaan penerbangan ada 7 kasus.

Dari semua kasus tersebut tahun lalu itu, tidak terdapat korban penumpang meninggal (zerro passenger fatality), ada 22 korban luka-luka, yang hampir semua karena cuaca buruk (clear air turbulence)

Jumlah kecelakaan dan korban meninggal dunia menurut KNKT menurun tajam dibanding 5 tahun belakangan.

Pada tahun 2012, jumlah kecelakaan 13 kasus dengan korban 58 meninggal dunia, tahun 2013 ada 9 kasus dengan 2 korban meninggal, tahun 2014 ada 8 kasus dengan 169 korban meninggal, tahun 2015 ada 11 kasus dengan 65 korban jiwa, sedangkan tahun 2016 ada 19 kasus dan 30 korban meninggal dunia.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menyambut gembira hasil laporan KNKT tersebut. Menurutnya, penurunan jumlah kecelakaan penerbangan tersebut merupakan imbas dari membaiknya implementasi keselamatan penerbangan nasional.

Terutama dalam hal implementasi pengawasan oleh regulator yaitu Ditjen Perhubungan Udara dan kepatuhan para penyelenggara penerbangan nasional seperti maskapai penerbangan, pengelola bandara, penyelenggara navigasi penerbangan, groundhandling, MRO serta masyarakat terhadap aturan-aturan penerbangan baik dari Internasional seperti annex ICAO maupun peraturan nasional seperti CASR.

"Kami selaku regulator menyambut baik dan sangat bangga terkait capaian kinerja keselamatan penerbangan nasional selama 2017 lalu. Tak lupa kami juga berterimakasih kepada para penyelenggara penerbangan atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga keselamatan penerbangan meningkat sehingga jumlah kecelakaan dan korban jiwa menurun tajam," ujar Agus dalam keterangan resminya yang dikutip, Jumat (19/1).

Menurut Agus, laporan dari KNKT tersebut merupakan jawaban yang sangat sempurna dari hasil ICVM audit USOAP dari ICAO di mana nilai efektif implementasi terkait keselamatan penerbangan Indonesia mencapai 81,15 %, meningkat tajam dari audit tahun-tahun sebelumnya dan jauh di atas rata-rata dunia yang berada di angka 60%.

Namun, Agus juga mengingatkan para penyelenggara penerbangan untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan capaian di tahun 2018 ini sehingga lebih baik dari tahun 2017 lalu.

Sementara itu, investigator KNKT untuk subkomite penerbangan, Capt. Nurcahyo Utomo juga menyatakan bahwa turunnya jumlah kecelakaan penerbangan mengindikasikan perbaikan keselamatan penerbangan. Salah satunya terkait masalah pengawasan oleh regulator yang juga semakin baik.

Menurut Nurcahyo, sebagian besar kecelakaan di bidang penerbangan berkaitan dengan operasional di landasan pacu (runway excursion) yaitu mencapai 38,89%. Selain itu kejadian kecelakaan dan serius insiden tersebar di seluruh Indonesia. Di mana pulau Jawa mendominasi dengan 3 kecelakaan dan 15 serius insiden dan Papua dengan 3 kecelakaan dan 7 serius insiden.

Pada tahun 2017 itu, KNKT telah menerbitkan 16 rekomendasi keselamatan yang ditujukan pada 7 operator pesawat udara, 3 operator bandara dan 6 untuk regulator.

Sementara itu Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (KPPU) Ditjen Perhubungan Udara Muzaffar Ismail menyambut baik laporan KNKT tersebut. Menurutnya hasil investigasi dan rekomendasi kasus kecelakaan dari KNKT merupakan masukan penting bagi regulator terutama dalam soal pengawasan.

Selaku regulator, Muzaffar juga berjanji akan menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi dari hasil laporan investigasi KNKT sehingga kejadian terkait kecelakaan penerbangan tersebut tidak terulang lagi di masa mendatang.

"Kami telah menyiapkan inspektor untuk melakukan pengawasan terkait keselamatan penerbangan. Inspektor tersebut kami didik dan kami latih bahkan kami lakukan on job training sebelum kami terjunkan bekerja. Dengan demikian mereka mempunyai tingkat kompetensi tinggi," ujar Muzaffar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×