kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah pewaris kerajaan SC Johnson (1)


Rabu, 14 Januari 2015 / 13:57 WIB
Kisah pewaris kerajaan SC Johnson (1)
ILUSTRASI. Warga menggunakan payung saat hujan mengguyur Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto

MUNGKIN sejak lahir, Helen Johnson Leipold sudah ditakdirkan menjadi orang kaya. Dia adalah adalah satu-satunya wanita dari generasi kelima yang meneruskan bisnis SC Johnson, produsen alat dan pembersih rumah tangga yang sudah mendunia. Autan, Baygon, dan Glade, merupakan sejumlah contoh barang produksi perusahaan ini.

Helen, yang saat ini berusia 59 tahun, mengelola perusahan bersama tiga saudara dan ibunya, sejak sang ayah, Samuel Curtis Johnson meninggal dunia pada tahun 2004. Perusahaan tersebut sendiri didirikan oleh Samuel Curtis Johnson Sr.

Setelah lulus kuliah dari Cornell University, Helen memulai karier dengan bekerja sebagai pengarah iklan di Foote, Cone & Belding, Chicago AS. Helen bertugas menangani iklan dari produk konsumer ternama, seperti Kraft dan Beatrice Foods.

Pada September 1985, Helen memutuskan untuk bergabung dengan bisnis keluarga, SC Johnson, setelah enam tahun sebelumnya bekerja di perusahaan lain.

Meski merupakan anak dari pemilik perusahaan, Helen tidak lantas menduduki kursi empuk. Alih-alih mendapatkan posisi, ia harus memeras keringat menangani manajemen produk, penjualan dan pemasaran sebelum menjabat sebagai salah satu direktur di SC Johnson & Son Inc,, tujuh tahun setelahnya.

Kegigihan menjalankan bisnis keluarga tak  sia-sia. Helen pun menjadi orang kaya dunia ke 601 versi Forbes, dengan total nilai kekayaan US$ 2,8 miliar per 11 Januari 2015.

Tidak mudah bagi Helen kala itu untuk memutuskan bergabung dengan SC Johnson. "Saya harus melakukan usaha besar untuk membantah pendapat orang bahwa saya mendapatkan posisi hanya karena nama belakang saya," ujarnya, seperti dikutip dalam laman resmi SC Johnson.

Pada tahun 1995, Helen pindah ke perusahaan afiliasi SC Johnson, yaitu Johnson Outdoors. Hanya dua tahun bertahan, ia kembali ke SC Johnson dan menjabat wakil direktur utama. Barulah pada 2004, ia menggantikan ayahnya sebagai Ketua dan Direktur Utama Johnson Outdoors.

Johnson Outdoors adalah perusahaan penyedia produk rekreasi dan peralatan luar ruangan, seperti tenda kemah, perahu kano dan kayak, perlengkapan menyelam dan peralatan memancing. Johnson Outdoors merupakan hasil tangan dingin Samuel Curtis Johnson yang didirikan pada tahun 1970.

Perusahaan ini merupakan bagian dari kesuksesan ayah Helen menyulap Johnson Wax, produsen berbasis lilin dengan omzet US$ 150 juta menjadi perusahaan beromzet US$ 6 miliar. Saat ini, ibu dari lima putra dan satu cucu tersebut menjabat sebagai Ketua dan Direktur Utama Johnson Outdoors.

Di bawah kepemimpinan Helen, rata-rata pendapatan tahunan Johnson Outdoors berhasil tumbuh dua digit dan mampu mempekerjakan 1.300 karyawan di 16 negara. Bahkan dalam enam tahun terakhir, Johnson Outdoors bisa mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar, dan mendapatkan pengakuan dari Field & Stream, National Geogra-phic Adventure dan Paddler.

Selain Johnson Outdoors, istri dari Craig Leipold ini juga memimpin Johnson Financial Group, institusi keuangan beraset US$ 3,2 miliar. Ia mengelola semua perusahaan itu dari kantor pusat yang berlokasi di Wisconsin, AS.

Di luar karier, Helen mengepalai The Johnson Foundation dan jadi wali amanat The SC Johnson Fund. Dia mendirikan yayasan itu, sekaligus jadi Ketua Dewan Next Generation Now, program dukungan bagi perkembangan anak dan keluarga. (Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×