kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,83   6,23   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi ekonomi memburuk, Venezuela pangkas mata uang Bolivar


Selasa, 21 Agustus 2018 / 18:30 WIB
Kondisi ekonomi memburuk, Venezuela pangkas mata uang Bolivar
Uang bolivar Venezuela berada di tempat sampah kota Caracas


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi yang terus memburuk membuat pemerintah Venezuela langsung ambil sikap, dengan memangkas nilai mata uang kertas Bolivar sebanyak lima nol dari harga yang ada pada Senin (20/8). 

Pemangkasan mata uang bolivar itu, sebagai kebijakan ekonomi Presiden Venezuela Nicolas Maduro, demi menurunkan tingkat hiperinflasi.

Namun, sejumlah kritikus menilai kebijakan tersebut justru akan mendorong kondisi ekonomi Venezuela makin kacau dan menciptakan krisis. Hal ini diamini oleh Internasional Moneter Fund (IMF), yang meramalkan, kebijakan Maduro bisa meningkatkan inflasi hingga 1 juta persen sampai akhir tahun.

Perubahan nilai mata uang, juga dibarengi kebijakan kenaikan upah minimum sebesar 3.000% dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, pemerintah berencana mematok nilai gaji, harga dan nilai tukar mata uang berdasarkan petro, yaitu mata uang kripto yang berpatokan dengan harga minyak.

Sementara itu, ekonom menyatakan rencana tersebut memungkinkan akan meningkatkan krisis dan eksodus warga Venezuela secara besar-besaran untuk melarikan diri ke negara-negara bagian di Amerika Selatan. 

Ketidakpuasan ini juga menyebar ke kalangan militer yang terus berjuang untuk mendapatkan cukup makanan dengan meninggalkan Venezuela bersama ribuan warga sipil lainnya.

Seorang warga Valencia Jose Moreno (71) mengeluhkan, sulitnya mendapatkan akses publik pasca ditetapkannya kebijakan mata uang tersebut, di antaranya banyak bank tutup, sehingga menyulitkan dia untuk menarik uang tunai. “Tidak ada uang, tidak ada air, tidak ada listrik dan tidak ada apa-apa,” keluhnya yang dikutip dari Reuters Senin (20/8).

Setelah satu dekade, Venezuela dikenal sebagai negara sukses memakmurkan rakyatnya melalui bisnis minyak, tapi kini kondisinya justru terbalik. Banyak warga yang mencari makanan di tong-tong sampah, karena gaji bulanan mereka tidak mencukupi atau hanya beberapa dolar Amerika Serikat.

Sejumlah pemilik toko terus berjuang bertahan menghadapi inflasi, di tengah kebijakan pemerintah yang mengatur harga tepung, popok dan mengontrol mata uang secara ketat. 

Organisasi Fedecamaras, mengecam kebijakan ekonomi Maduro yang menyebabkan kebingungan dan bisa membuat kondisi ekonomi memburuk.
“Mamatok mata uang bolivar ke pertro merupakan kesalahan serius. Ini sebagai rencana yang tidak berkesinambungan,” ungkapnya.

Meski banyak ditentang, Maduro akan fokus pada kebijakannya untuk menaikan subsidi bensin bulan ini yang disamakan dengan tingkat internasional, di tengah tingginya harga yang dipatok sejumlah supir kendaraan umum di Venezuela.

Pakar industri mengungkapkan, mata uang Bolivar telah diperdagangkan di pasar gelap pada Senin lalu, yaitu satu dolar senilai dengan 96 Bolivar. Jumlah ini menunjukkan depresiasi hampir 30% sejak pekan lalu. Meskipun, perhitungan ini tidak mewakili pasar secara keseluruhan, karena volume perdagangan masih rendah di Senin kemarin.




TERBARU

[X]
×