kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Leonard Schleifer: Miliarder bisnis farmasi (1)


Kamis, 10 Desember 2015 / 14:22 WIB
Leonard Schleifer: Miliarder bisnis farmasi (1)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Jalan hidup manusia memang berliku. Tapi, jalan berliku boleh jadi berujung pada berkah melimpah. Ini juga yang dialami Leonard Schleifer. Cita-citanya menjadi pebisnis obat sejak kecil sempat terhenti karena kondisi ekonomi sulit. Sempat banting setir ke dunia bisnis sweater, Leonard akhirnya kembali memenuhi panggilan mimpinya di bisnis obat-obatan. Bahkan, Leonard berhasil menyandang status miliarder dengan harta US$ 1,89 miliar dari bisnis obat.  

Pengusaha obat-obatan Leonard Schleifer bisa menjadi panutan untuk mengejar mimpi meski ada banyak hambatan menghadang, termasuk dari sisi biaya. Tumbuh besar dalam kekurangan, Leonard tak mau menyerah karena keadaan.

Sebaliknya, dalam keterbatasan dana, Leonard terus mengejar mimpi di bidang kesehatan. Beruntung, Leonard dianugerahi otak cerdas. Dia berhasil masuk bangku kuliah di Cornell University dengan jalur beasiswa.

Dia juga mengantongi gelar Ph.D dari University of Virginia. Sedari awal, Leonard sudah bertekad ingin berkarier di dunia kesehatan.  Namun keadaan ekonomi yang sulit sempat memaksanya melanjutkan bisnis sang ayah, yaitu memproduksi baju hangat alias sweater.

Sempat sibuk mengurusi bisnis pakaian yang telah menjadi tulang punggung keluarganya selama puluhan tahun, Leonard akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya. Saat ini, dunia mengenalnya melalui kerajaan bisnis bernama Regeneron.

Ini adalah perusahaan obat yang dia dirikan. Dari perusahaan inilah, Leonard  berhasil menyandang status miliarder dari bisnis farmasi, terutama di segmen bisnis bioteknologi.

Regeneron berdiri sejak tahun 1988 silam. Berpusat di New York, awalnya perusahaan yang ia dirikan fokus pada pengembangan obat-obatan neurotropik dan kemampuan regeneratif.

Selanjutnya, Regeneron mulai mengembangkan sejumlah obat untuk penyakit kritis, semisal cytokine dan tyrosine kinase. Berbagai pengembangan obat Regeneron akhirnya menemui sukses pasca mengantongi lisensi dari regulator obat dan makanan Amerika Serikat atawa Food and Drug Administration (FDA).  

Salah satunya adalah obat eylea yang mendapat persetujuan FDA pada November 2011. Produk ini dikembangkan untuk mengobati penyebab umum kebutaan pada orang lanjut usia. Lalu ada juga obat merek zaltrap yang digunakan untuk perawatan penyakit kanker kolorektal metastatik.  Produk ini disetujui oleh FDA pada bulan Agustus 2012.

Tahun ini, kinerja Regeneron meroket pasca memperoleh lisensi menjual obat praluent pada medio 2015. Obat ini memiliki prospek kinclong karena berguna untuk terapi diet bagi penderita dengan kondisi hiperkolesterolemia familial heterozigot atau penyakit langka kardiovaskular aterosklerosis klinis yang membutuhkan penurunan kolesterol LDL.

Berbagai penemuan obat baru yang menjadi mesin pencetak uang bagi pundi-pundi kekayaan Leonard. Terutama obat eylea.  Sejak obat itu meluncur di pasaran, harga saham Regeneron  melonjak hingga 220% selama dua tahun terakhir.

Menurut Leonard, pencapaiannya saat ini tak terlepas dari koleganya, George Yancopoulos. Ia adalah peneliti yang diajak bergabung setahun setelah Leonard mendirikan Regeanor. Saat ini, George berperan sebagai kepala peneliti.

Selain menggarap produk kesehatan sendiri, Leonard juga menggandeng sejumlah raksasa lain di industri farmasi. Misalnya sejak 2011, Regeneron bekerja sama dengan Sanofi untuk pengembangan sejumlah produk.

Kerjasama keduanya kian erat lewat perjanjian kolaborasi global untuk menemukan, mengembangkan, dan mengkomersialkan obat immuno-onkologi baru. Lewat kerjasama ini, dana segar sebanyak US$ 2 miliar masuk ke kantong Regeneron.

Regeneron juga bekerja sama dengan raksasa farmasi Jerman, Bayer. Berdasarkan laporan keuangan, Regeneron membukukan penjualan US$ 3 miliar, per akhir kuartal ketiga 2015 atau melonjak 50% secara tahunan.     

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×