kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengingat hari terburuk dalam sejarah Wall Street


Jumat, 20 Oktober 2017 / 06:58 WIB
Mengingat hari terburuk dalam sejarah Wall Street


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ada hari yang merupakan hari terburuk dalam sejarah Wall Street. Selamanya, hari itu dikenal dengan sebutan Senin Hitam atau Black Monday.

Kisahnya begini. Pada 19 Oktober 1987, pasar saham AS kolaps. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok dengan sangat tajam mencapai 22,6%. Ini merupakn penurunan terbesar dalam sejarah AS. Bahkan penurunan tersebut lebih dalam dari crash pasar saham tahun 1929, sebelum terjadinya Great Depression.

Tidak pernah ada lagi kejadian yang serupa atau mendekati sejak terjadinya Black Monday. Tidak juga aksi jual yang terjadi setelah serangan teror 11 September atau krisis finansial 2008.

Pada hari itu, di tahun 1987, seiring kamera menyorot kesibukan di New York Stock Exchange, harga-harga saham berjatuhan satu per satu, kepanikan menyebar, dan crash pasar saham memburuk. Saat penutupan, indeks Dow Jones berada di level 1.738,74 atau kehilangan 508 poin.

Crash seperti itu jika terjadi saat ini akan setara dengan penurunan lebih dari 5.000 poin pada indeks Dow.

Siapa yang disalahkan? Ketegangan yang meningkat di Teluk Persia, kecemasan pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, pasar bullish di AS selama lima tahun tanpa koreksi signifikan, dan perdagangan terkomputerisasi yang mempercepat penjualan.

Itu adalah kepanikan, dan itulah yang membedakan crash dari hari yang sangat buruk di Wall Street. Ketika emosi mengambil alih dan tidak ada lagi ketenangan dalam bertransaksi, saat itulah terjadi Black Monday.

Mungkinkah itu terjadi lagi? Selalu ada kemungkinan untuk terjadi kepanikan lagi secara teoritis. Tapi penurunan Dow Jones hingga 22%? Kemungkinannya kecil. Setidaknya itu tidak akan terjadi dalam satu hari.

Setelah terjadinya Black Monday, New York Stock Exchange mengaktifkan apa yang dikenal dengan sebutan circuit breakers atau pemutus arus. Alat ini dirancang untuk menghentikan perdagangan saat saham anjlok terlalu dalam dan terlalu cepat. Ini adalah timeout otomatis yang memberikan kesempatan kepada investor untuk tenang dan meredakan kepanikan.

Hari ini, jika indeks saham anjlok hingga 7%, transaksi perdagangan akan disuspensi selama 15 menit. Sementara, jika terjadi penurunan hingga 20%. pasar saham akan langsung ditutup.

Setelah crash 1987, aksi jual besar-besaran itu dikenang dunia. Namun, dari abu dari Black Monday, muncul lapangan hijau yang kemudian menjadi pasar saham terkuat dalam periode yang lama dalam sejarah Amerika.

Sekarang, 30 tahun kemudian, Dow Jones bergerak dengan kecepatan penuh. Tahun ini, Dow Jones telah memecahkan rekor di level 20.000, 21.000, 22.000 dan 23.000. Selain itu, rally yang terjadi sejak 2009 ini merupakan rekor terpanjang kedua dan terkuat sepanjang sejarah.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×