kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mohed Altrad: Jatuh bangun si pria gurun (4)


Jumat, 29 Mei 2015 / 15:06 WIB
Mohed Altrad: Jatuh bangun si pria gurun (4)
ILUSTRASI. Cromboloni viral yang garing dan krispi


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Banyak kisah sukses mengiringi perjalanan bisnis Mohed Altrad. Tetapi, pria gurun yang menjelma menjadi miliarder ini juga memiliki kisah pahit ketika melebarkan jaringan usahanya. Altrad pernah menjajal bisnis di luar konstruksi. Bukannya untung, Altrad malah buntung hingga akhirnya terpaksa harus melego perusahaan tersebut. Selain itu juga, Altrad pernah gagal mengakuisisi tiga perusahaan sektor konstruksi asal Brasil karena banyaknya persyaratan.

Hampir saban tahun Mohed Altrad menggelar aksi korporasi supaya kerajaan bisnisnya makin tambun. Meski banyak kisah sukses mewarnai bisnis Altrad, sejumlah akuisisi juga pernah berakhir pahit. Misal, perusahaan yang kinerjanya jeblok setelah diakuisisi. Selain itu, Altrad juga pernah gagal mengakuisisi perusahaan yang ia incar.

Salah satu cerita yang selalu diingat oleh Altrad adalah ketika ia memutuskan melebarkan jaringan usaha di luar bisnis peralatan konstruksi. Di akhir tahun 1980-an, Altrad memproduksi sarung tangan karet untuk kebutuhan kesehatan.

Namun, dewi fortuna belum berpihak kepada Altrad. Tak lama setelah mengakuisisi perusahaan sarung tangan karet, dunia dilanda resesi ekonomi sehingga bisnis baru Altrad ini ikut terjungkal. Hanya dalam satu semester, pendapatan dari usaha sarung tangan karet tersebut melorot lebih dari 25%.

Memiliki jiwa yang pantang menyerah, Altrad berusaha menyelamatkan perusahaan tersebut dengan segala cara. Salah satunya adalah memberhentikan sekitar 30% karyawan. Meski sudah mengurangi biaya operasional, bisnis baru Altrad kurang mujur. Pada akhirnya, Altrad harus melepaskan perusahaan tersebut ke investor lain.

Kejadian tersebut tidak pernah mematikan semangat bisnis Altrad. Malah, ia belajar dari kegagalan. Belakangan, Altrad menyadari bahwa keberuntungan dan keahliannya adalah di sektor peralatan konstruksi. Sejak saat ini, Altrad Group mulai fokus mengembangkan bisnis inti termasuk mengincar perusahaan-perusahaan dari sektor yang sama untuk diambil alih.

Kegagalan Altrad lain adalah ketika ia mencoba mengambil alih perusahaan konstruksi beberapa tahun lalu. Demi memperkuat bisnis di pasar global, Altrad mengincar tiga perusahaan asal Brasil sekaligus.

Agaknya, proses penjajakan terlalu panjang. Ditambah lagi, persyaratan yang diminta tiga perusahaan itu terlalu banyak. Altrad lebih memilih bersikap pragmatis dalam mengelola bisnisnya supaya tidak merugi. Akhirnya, kesepakatan tersebut tak pernah terjadi.

Saat ini, pasar yang diincar oleh Altrad Group adalah Amerika Serikat (AS). Di Negeri Paman Sam, Altrad Group baru memiliki kantor perwakilan penjualan dengan skala bisnis kecil.

Berkelana ke pasar AS bukan hal yang mudah bagi Altrad Group. Pasalnya, kawasan ini telah diisi oleh kompetitor yang lebih kuat dan berpengalaman. Belum lagi dengan kehadiran produk buatan China. Dilihat secara harga, produk ini lebih miring. Namun, secara kualitas, produk Altrad Group masih lebih unggul.

Harmoni merupakan kata kunci bagi Altrad dalam keberhasilannya memimpin ribuan karyawan di seluruh mancanegara. Kepercayaan penuh yang diberikan kepada karyawan juga salah satu strategi membesarkan Altrad Group. Kecepatan dalam mengambil keputusan juga diakui oleh Altrad menjadi salah satu faktor penentu keberhasilannya.

Dengan kekuatan 7.000 karyawan, Altrad Group melayani konsumen di lebih dari 100 negara. Forbes menghitung, kekayaannya menggunung hingga US$ 1 miliar.

Kendati sudah menjadi miliarder Altrad tak lupa beramal. Melalui Montpellier Herault Rugby, sebuah klub rugby lokal di Prancis, Altrad membelanjakan duitnya tanpa mengharap keuntungan bisnis.

Sejak 2011 silam, Altrad sudah menanamkan dana lebih dari € 14 juta dari kantong pribadinya untuk memajukan klub tersebut. Ia bersedia mendanai klub tersebut sebagai tanda terima kasih kepada kota yang telah bersedia menerimanya.                  

(Selesai)




TERBARU

[X]
×