kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pansy Ho: Jadi raja judi tak membuatnya puas (1)


Kamis, 30 Juli 2015 / 11:00 WIB
Pansy Ho: Jadi raja judi tak membuatnya puas (1)


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Tri Adi

Mendapat warisan bisnis di bidang perjudian tidak membuat Pansy Ho berpuas diri. Perempuan ini justru mengembangkan bisnis keluarga di bidang properti dan transportasi. Meski demikian, Pansy mendapat banyak hambatan dari faktor eksternal. Misal, kompetitor bisnis yang kerap menyerang, selain kebijakan pemerintah yang ternyata kurang mendukung bisnis transportasi laut yang selama ini menjadi tulang punggung bisnis Shun Tak Holdings.

Perempuan yang lahir 52 tahun silam memang tidak merintis usahanya sendiri. Pansy Ho, orang kaya ke-309 di dunia dan nomor 12 di Hong Kong versi Forbes ini berhasil meraup kekayaan hingga US$ 4,7 miliar dari warisan bisnis sang ayah yang menggelar meja bagi para penggemar judi.

Pansy terjun ke dunia bisnis setelah menjadi salah satu pewaris dari lima anak legendaris judi Stanley Ho. Ia menjadi wakil ketua perusahaan operator kasino, MGM China, sekaligus memimpin bisnis konglomerasi keluarga, yakni Shun Tak Holdings.

Secara teknis, janda kaya raya ini memang tidak lagi memegang peranan di jajaran manajemen di MGM China. Alumnus Universitas Santa Clara, Kalifornia, AS ini berkonsentrasi menjalankan bisnis keluarganya, Shun Tak Holdings, kelompok usaha yang bergerak di bidang transportasi dan properti.

Pansy pertama kali terjun ke dunia bisnis keluarganya pada tahun 1995 silam. Pansy mendorong bisnis penyeberangan kapal cepat yang menghubungkan Makau dengan Hong Kong dan menyelamatkan bisnis real estate keluarga. Keberhasilannya mendongkrak perusahaan keluarga berbuah manis. Kariernya pun naik secepat kilat.

Namun, bukan hidup namanya jika tanpa tantangan. Shun Tak menghadapi tantangan besar, yaitu persaingan usaha yang sengit, aturan keras dari regulator dan perkembangan bisnis yang dinamis kian membatasi ruang gerak bisnis Shun Tak untuk bertumbuh.

TurboJET, salah satu bisnis transportasi pimpinan Pansy masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar Shun Tak. Persaingan bisnis dialami oleh Shun Tak dan menjadi ancaman setelah raja kasino Las Vegas, Sheldon Adelson masuk ke bisnis transportasi di Makau.

Bahkan Sheldon mengatur operasional feri sendiri pada 2007 lalu. Padahal awalnya, feri Adelson khusus melayani pengunjung Venetian Macau Mega Resort.

Lama-kelamaan, feri Adelson yang semula eksklusif sekarang melayani secara komersial dan terbuka bagi turis dan seluruh masyarakat yang ingin mondar-mandir Makau-Hong Kong. Pelan-pelan, Adelson pun mulai merebut pangsa pasar TurboJET.

Hambatan lain yang diterima oleh TurboJet adalah ketentuan pemerintah setempat mengenai harga tiket yang telah diatur. TurboJET tidak bisa mematok harga terlalu tinggi atau pun kelewat rendah untuk dapat bersaing dengan kompetitornya.

Ini karena, pemerintah setempat telah menetapkan tarif dasar kapal cepat yang beroperasi menghubungkan Makau - Hong Kong.

Seorang analis industri transportasi di salah satu bank investasi papan atas, seperti dilansir Forbes, menyebut, TurboJET menjadi tulang punggung Shun Tak. Karenanya, ia digenjot untuk membuat keuntungan. "Tetapi, Adelson menghasilkan banyak uang dari kasino dan tidak melirik penghasilan dari ferinya," ujarnya.

Yang lebih parah, ujar analis yang merahasiakan namanya tersebut, feri penghubung Makau dengan Hong Kong ini tidak menjadi alat transportasi utama lagi dalam waktu dekat. Pemerintah China telah memperluas jalur darat dan akan segera membangun jembatan di antara kedua negara.

Jembatan Hong Kong-Makau-Zhuhai berhasil memangkas waktu penyeberangan dari sebelumnya empat jam menjadi hanya 40 menit. Akses darat menjadi lebih penting ketimbang lautan karena saat ini China daratan menyumbang dua pertiga dari pengunjung Makau setiap tahunnya.

Terlebih, Makau tidak sepadat Hong Kong sehingga memungkinkan pengunjung dari Hong Kong membawa kendaraannya ke Makau. Ini berbeda dengan 15 tahun lalu, kala pengunjung Makau banyak memanfaatkan jalur laut. n

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×