kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelebaran defisit ditambal pinjaman US$ 1 miliar


Rabu, 21 Juni 2017 / 21:45 WIB
Pelebaran defisit ditambal pinjaman US$ 1 miliar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Selain bakal menambah penerbitan surat berharga negara (SBN), pemerintah juga bakal menambah pinjaman dari lembaga pembiayaan multilateral. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menambal perkiraan pelebaran defisit anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017.

Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Scenaider Siahaan mengatakan, pihaknya mengusulkan adanya tambahan pos anggaran pinjaman luar negeri hingga US$ 1 miliar dari yang telah dipatok sebelumnya dalam APBN.

"Di luar yang sudah direncanakan APBN (tambahannya) US$ 1 miliar. Sekarang kami sedang cari," kata Scenaider saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (21/6).

Lanjutnya, hingga saat ini telah tersedia komitmen pinjaman sebesar US$ 500 juta. Jumlah tersebut berasal dari beberapa lembaga pembiayaan multilateral, diantaranya Asian Development Bank (ADB). Dengan demikian, pihaknya tinggal mencari tambahan pinjaman luar negeri sebesar US$ 500 juta sisanya.

"Calon lender-nya yaitu World Bank, ABD, AFD (Agence Francaise de Developpement), dan KfW bank. Itu kami lihat nanti siapa yang bisa," tambah dia. Meski demikian, ia mengaku pemerintah masih akan menunggu persetujuan dari DPR setelah RAPBN-P dibahas.

Pemerintah memperkirakan adanya tambahan defisit Rp 37 triliun-Rp 40 triliun dari target dalam APBN 2017 sebesar Rp 330,2 triliun atau 2,41% dari produk domestik bruto (PDB). Dengan demikian, defisit tahun ini diperkirakan akan melebar menjadi Rp 367 triliun-Rp 340 triliun atau 2,6% dari PDB.

Scenaider melanjutkan, selain dipenuhi dari tambahan pinjaman luar negeri, tambahan defisit tersebut juga akan dipenuhi dari tambahan penerbitan surat berharga negara (SBN). Meski akan menambah penerbitan SBN, Scenaider mengaku pihaknya akan tetap menjaga porsi antara penerbitan SBN rupiah dengan valas.

Menurutnya, porsi penerbitan SBN valas akan tetap dijaga di sekitar 25% dari total penerbitan SBN. "Kalau ada pelebaran defisit pun ya strategi itu tetap, tinggal porsinya, dikali nominalnya saja, tabahannya. Jadi supaya portofolio kita nanti jangan tiba-tiba kebanyakan valas," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×