kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan euro bond mundur ke semester II-2017


Kamis, 25 Mei 2017 / 13:49 WIB
Penerbitan euro bond mundur ke semester II-2017


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setelah menerbitkan global bond dan global sukuk, pemerintah masih menyisakan dua penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi valas di tahun ini. Namun, pemerintah akan mengubah strategi penerbitan SBN valas tersebut.

Informasi yang diterima KONTAN dari internal Kementerian Keuangan (Kemkeu), pemerintah akan menerbitkan SBN berdenominasi yen Jepang (samurai bond) di semester pertama tahun ini. Sementara penerbitan SBN berdenominasi euro (euro bond) mundur ke Juli atau awal semester kedua nanti.

"Karena ada kenaikan realisasi penerimaan di atas perkiraan," kata dia yang enggan disebutkan namanya kepada KONTAN beberapa waktu lalu. Padahal rencana awal pemerintah, penerbitan seluruh SBN valas dilakukan di semester pertama tahun ini.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaraan Negara Kemkeu, realisasi pendapatan negara hingga 31 Maret 2017 sebesar Rp 295,1 triliun atau 16,9% dari pagu dalam APBN 2017. Angka tersebut tumbuh 19,23% year on year (yoy).

Realisasi pendapatan negara tersebut terdiri dari realisasi penerimaan pajak Rp 222 triliun, penerimaan bea dan cukai Rp 15,5 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 57,4 triliun.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Robert Pakpahan ketika dimintai konfrmasi masih belum mau menjelaskan terkait penerbitan dua SBN valas tersebut. "Akan dilakukan pada bulan yang baik nanti," kata Robert belum lama ini.

Berkaca pada tahun lalu, pemerintah menerbitkan euro bond terlebih dahulu di awal Juni 2016, yang kemudian dilanjutkan dengan menerbitkan samurai bond di pertengahan Juni 2016. Adapun besaran penerbitan masing-masing sebesar €3 miliar dan ¥100 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×