kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerimaan bea keluar masih ditopang minerba


Selasa, 19 September 2017 / 11:33 WIB
Penerimaan bea keluar masih ditopang minerba


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mencatat, hingga Agustus 2017, sudah mengumpulkan penerimaan bea keluar sebesar Rp 2,26 triliun dari ekspor tembaga PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (Newmont).

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan, untuk bea keluar, porsinya masih mayoritas dari ekspor tembaga. “Rp 2,26 triliun dari tembaga yang berasal dari Newmont dan Freeport. Kalau ekspor nikel dan bauksit masih sedikit," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (18/9).

Adapun, target bea keluar tahun ini secara keseluruhan berdasarkan APBNP mencapai Rp 2,7 triliun. Sementara tahun depan, penerimaan bea keluar ditargetkan sebesar Rp 3 trillun dalam RAPBN 2018. Angka ini meningkat 11,11%.

Heru mengatakan, PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara masing-masing akan menyumbang bea keluar sebesar Rp 1,25 triliun tahun depan, “Tahun depan bea keluar dari sektor minerba akan menopang. Tapi, itu pun bergantung dari kuota ekspor yang diizinkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," ujarnya.

Menurut Heru, komoditas lainnya, seperti minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) belum akan berkontribusi signifikan bagi bea keluar. Pasalnya, pemerintah melihat harga CPO masih akan di bawah US$ 750 per metrik ton atau berada di ambang batas terendah pengenaan bea keluar CPO.

"Kemarin sempat harga membaik, namun hanya bertahan tiga hingga empat bulan saja," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×