kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringatan keras Xi bagi investor global: Miliarder China bisa jatuh sewaktu-waktu


Jumat, 02 Maret 2018 / 10:26 WIB
Peringatan keras Xi bagi investor global: Miliarder China bisa jatuh sewaktu-waktu
ILUSTRASI. Kongres Partai China


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintahan Presiden Xi Jinping kembali melepaskan tembakan peringatan ke pihak yang membuat kesepakatan global untuk berbisnis dengan miliarder China. Yakni: Tidak ada konglomerat, bahkan yang paling memiliki koneksi sekalipun bisa dalam posisi aman.

Sumber Bloomberg membisikkan, Ye Jianming, seorang konglomerat China yang menjalankan konglomerat CEFC China Energy Co, saat ini tengah diselidiki oleh pihak berwenang. Berita tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh media lokal Caixin, muncul tak lama setelah pemerintah Xi menyita Anbang Insurance Group Co. Sementara pendirinya, Wu Xiaohui, ditahan atas tuntutan penipuan.

Kasus yang menimpa Ye menunjukkan, betapa kecil perlindungan yang diberikan dari kekayaan dan koneksi internasional kepada para elit di China. Sementara, saat semakin banyak miliarder yang terus berkembang -termasuk CEO Alibaba Jack Ma dan pendiri Tencent Holdings Pony Ma- miliarder lainnya mengalami kejatuhan yang sangat cepat seiring langkah Xi dalam menggunakan kekuasaannya untuk menindak risiko finansial.

"Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa politik China tidak hanya buram bagi orang luar, tapi juga untuk orang dalam. Baik Ye dan Wu meyakinkan banyak orang di China, termasuk pengusaha, regulator, dan lain-lain yang kuat, bahwa mereka terhubung dengan baik," kata Trey McArver, salah satu pendiri Trivium / China, yang menasihati perusahaan yang bekerja di negara tersebut.

Berdasarkan pernyataan resmi CEFC lewat situsnya, saat ini, CEFC masih beroperasi secara normal dan laporan media tentang Ye sangat "tidak berdasar" dan "tidak bertanggung jawab".

Aksi Xi

Sejak berkuasa, Xi telah menggelar program untuk menghentikan ekspansi bisnis China yang didorong oleh utang. Dia juga mendorong dilakukannya kampanye anti-korupsi yang telah berhasil menangkap lebih dari 1,5 juta kader Partai Komunis. Tokoh terkenal lainnya -termasuk beberapa miliarder ternama China- terpaksa harus gigit jari. Salah satunya adalah Xiao Jianhua, di mana Tomorrow Holding Co diperintahkan untuk melakukan divestasi atas banyak aset keuangannya.

Xi diprediksi akan kembali memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan saat pertemuan parlemen China yang dijadwalkan pada minggu depan untuk menyetujui undang-undang yang memungkinkan Xi memerintah tanpa batas waktu dan memberinya kontrol lebih besar atas uang dan kekuasaan. Sejumlah konglomerat besar China, termasuk Pony Ma dan Li Shufu (pendiri miliuner pembuat mobil Zhejiang Geely Holding Group Co), juga merupakan anggota parlemen.

Perusahaan energi milik Ye terjun ke kancah internasional tahun lalu setelah setuju untuk membeli 14% saham perusahaan minyak raksasa Rusia Rosneft PJSC seharga US$ 9 miliar. Perusahaan China ini juga memiliki kepemilikan saham di perusahaan lain di seluruh dunia.

Presiden Ceko Milos Zeman menunjuk Ye sebagai penasihat kebijakan ekonomi pada tahun 2015. Selain itu, siaran pers perusahaan mencantumkan bahwa Ye bertemu dengan banyak orang ternama dari Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker hingga pejabat senior Georgia.

Skema suap

Kendati demikian, CEFC mendapat sorotan karena kepala organisasi penelitian yang didanai perusahaan tersebut ditangkap di AS pada November 2017.

Eksekutif tersebut diduga telah menjadi bagian dari skema penyuapan, dengan menawarkan US$ 2 juta kepada Presiden Chad untuk mencoba mengamankan hak pengeboran bagi perusahaan energi China yang sesuai dengan deskripsi CEFC. Selain itu, secara terpisah, eksekutif tersebut juga menawarkan US$ 500.000 kepada seorang pejabat Uganda.

Pada pemeriksaan jaminan bulan ini, Hakim Distrik AS Katherine Forrest mengatakan bukti yang menentang eksekutif asal China tersebut "sangat kuat".

Kendati demikian, perusahaan telah membantah bahwa mereka tidak memiliki investasi di Uganda dan proyek di Chad tidak melibatkan hubungan dengan pemerintah setempat.

Alhasil, pasca dirilisnya laporan ini di media Caixin, saham perusahaan yang terkait dengan Ye anjlok di China, Hong Kong dan Singapura pada Kamis kemarin.

Di sisi lain, Anbang milik Wu mendapat sorotan tajam setelah melakukan akuisisi di luar negeri. Hal ini juga menarik perhatian seiring berlangsungnya diskusi investasi yang dibatalkan dalam usulan pembangunan kembali 666 Fifth Ave di New York, pemegang Kushner Cos, perusahaan keluarga menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner.

Menjadi kaya untuk partai

Menurut profesor ekonomi Beijing Institute of Technology Hu Xingdou, Pemerintah China tidak mementingkan koneksi politik yang didirikan melalui jalur bisnis swasta.

"Jadi bagi banyak perusahaan multinasional dan pejabat asing, mungkin bukan langkah cerdas untuk menemukan pedagang swasta semacam itu sebagai channel," katanya.

Dalam laporan yang ditulis Caixin, tidak dijelaskan dari mana informasi itu didapat atau apakah penyelidikan telah selesai dilakukan. Seorang juru bicara CEFC yang berbasis di Shanghai menolak berkomentar. Pada tahun lalu, CEFC menggambarkan dirinya sebagai perusahaan minyak dan gas swasta terbesar di China, dengan 50.000 karyawan dan pendapatan lebih dari US$ 40 miliar.

Melalui pesannya ke miliarder, "Xi mengatakan: 'Jangan gunakan Partai untuk menjadi kaya,'" kata McArver dari Trivium / China. "Apa yang Xi inginkan adalah: 'Jadi Kaya untuk Partai.'"




TERBARU

[X]
×