Perlu teknologi di Festival Kulminasi Matahari

Minggu, 24 September 2017 | 08:15 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Perlu teknologi di Festival Kulminasi Matahari


INDUSTRI PARIWISATA - Letak geografis kota Pontianak menghadirkan daya tarik wisata unik yang kemudian dikemas dalam Festival Kulminasi Matahari. Setahun terjadi dua kali, pada 21-23 Maret dan 21-23 September. Pada tanggal tersebut, posisi matahari persis bertengger di atas khatulistiwa dan pada jarak terdekat dari planet bumi.

Pontianak sendiri persis ada di garis khatulistiwa. Namun, Festival ini lebih terasa denyutnya di Bulan September, karena di bulan Maret Kota Pontianak banyak dipayungi awan musim penghujan. Efek terik mataharinya kurang terasa.

Meski garis equator juga membelah Pulau Sumatera dan Sulawesi, efek turisme dari kulminasi matahari itu sendiri lebih terasa di Pontianak, Kalimantan Barat. Sejak bertahun lalu, warga Pontianak sering mendemontrasikan keunikan efek kulminasi itu : posisi telur bisa berdiri karena gravitasi mahatari lebih besar dari biasanya, di tengah hari bayangan manusia seperti menghilang dan intensitas sinar matahari bisa mendidihkan minyak di dalam wajan untuk menggoreng telur.

Festival Kulminasi Matahari itu kembali menggeliat di Pontianak akhir pekan ini. Atraksi telor, wajan dan berbagai macam lensa itu kembali muncu di sekitar Tugu Khatulistiwa Pontianak. Sejumlah wisatawan nusantara (wisnus) dan wisman (wisatawan manca negara) berbaur menikmati keramaian fertival.

Menteri Koordinator Bidang PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Puan Maharani, yang lingkup tugasnya menyangkut pula koordinasi dan pengendalian sektor kepariwisataan, mendorong Festival Kulminasi Matahari itu terus dikembangkan.

 “Meskipun garis equator melewati negara-negara Afrika dan Amerika Latin, di Asia hanya Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa. Kita mesti memanfaatkan anugerah ini” ujar Puan dalam keterangan pers Sabtu, (23/9) kemarin.

Puan berpendapat selain mengedepankan unsur-unsur kebudayaan, maka berbagai kreasi baru juga harus dihadirkan agar festival ini dapat lebih menarik setiap tahunnya. “Unsur teknologi juga harus dapat dihadirkan di dalam festival ini sehingga tidak hanya nilai budaya yang dimunculkan, tetapi juga nilai edukasi” jelas Puan. 

Dengan adanya unsur teknologi maka festival ini dapat menginspirasi banyak orang untuk memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi yang terbarukan.

Lebih jauh Puan juga berharap agar Festival Kulminasi Matahari dapat terus menjadi agenda resmi pariwisata di Kota Pontianak dan Pemprov Kalimantan dan melibatkan segala unsur masyarakat. ‘’Kombinasikan pula dengan sajian budaya dan kuliner biar menjadi paket yang lebih lengkap,’’ ujar Puan pula.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru