Pilihan investasi bos Body Shop Indonesia

Sabtu, 03 Juni 2017 | 10:17 WIB   Reporter: Olfi Fitri Hasanah
Pilihan investasi bos Body Shop Indonesia


JAKARTA. Lahir dan besar di keluarga pengusaha membuat Suzy Hutomo, yang kini menjabat Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia, akrab dengan dunia bisnis dan investasi. Jadi tak heran jika di usia muda ia sudah mengenal berbagai instrumen investasi.

Namun, perkenalan pertama Suzy dengan investasi dimulai ketika kuliah. Investasi yang pertama dicobanya adalah membangun sebuah butik. Ini tak mengherankan, lantaran wanita kelahiran 1960 tersebut sangat menggemari dunia fashion dan kecantikan. Apalagi Suzy merupakan lulusan Fashion Institute of Technology New York.

Selain masuk ke bisnis mode, Suzy juga sempat mencoba peruntungan dengan masuk ke investasi saham saat kuliah di AS. Sadar akan risiko yang besar, dana yang ditaruh pada instrumen saham pun cenderung minim.

Setelah selesai kuliah dan kembali ke Indonesia, Suzy memilih menutup semua instrumen investasi yang dimilikinya. Apalagi saat itu ia harus terjun langsung membantu bisnis ritel yang dikelola ayahnya, Hari Darmawan, yakni Matahari Department Store.

Dari situ, Suzy mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dan aktif mengenai seluk beluk dunia investasi. Setelah puas mengantongi ilmu, ia memilih untuk memulai usaha sendiri.

Pada tahun 1992, bersama sang suami, Hutomo Santoso, Suzy memutuskan untuk masuk ke investasi pada perusahaan ritel. Pilihannya jatuh pada gerai waralaba perusahaan perawatan tubuh asal Inggris, yakni The Body Shop. "Lagi-lagi saya memilih bidang usaha yang memang sesuai dengan passion saya," ungkap Suzy.

Masalahnya, pada tahun 1992 itu, masyarakat Indonesia belum familiar dengan produk The Body Shop. Ia pun jatuh bangun memperkenalkan The Body Shop di Indonesia.

Beruntung, latar belakang Suzy yang akrab dengan dunia bisnis membuatnya lebih tahan banting dan tak cepat putus asa. Apalagi keluarganya ikut mendukung investasi ini.

 

Properti hotel

Setelah sukses mengembangkan The Body Shop Indonesia, Suzy mulai melirik instrumen investasi lainnya. Ia pun akhirnya memilih untuk melepas jabatan Chief Executive Officer (CEO) The Body Shop Indonesia pada 1,5 tahun lalu.

Nah, tahun 2014 Suzy mulai merambah instrumen investasi properti. Pemilihan sektor properti, menurut dia, lantaran instrumen tersebut cenderung lebih stabil dibanding instrumen investasi yang lainnya. Jadi, Agar seimbang saja antara ritel yang fast moving dengan investasi properti yang stabil, imbuh ibu dari tiga orang anak ini.

Tapi pilihan Suzy tidak seperti orang kebanyakan yang berinvestasi lahan, apartemen ataupun rumah, Suzy juga menanamkan investasi pada unit hotel. Kini wanita yang berusia 57 tahun ini masih belum memiliki rencana memperpanjang daftar portofolio dengan instrumen lainnya.

Dalam daftar portofolio investasi propertinya, Suzy serta suami sudah memiliki dua unit hotel di bilangan Bintaro dan Manado. Selain itu, ia masih memiliki sekitar 150 gerai ritel.

Pilihan untuk masuk ke sektor properti membuat Suzy menjadi investor konservatif. Apalagi investasi yang dipilihnya adalah instrumen jangka panjang yang minim risiko.

Nilai kemandirian yang selalu ditanamkan oleh keluarganya menjadi bekal utama bagi Suzy. Karena, dari sana ia dapat menjadi sosok yang independen. Dengan begitu, ia lebih bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil. Saya jadi terbiasa bekerja keras dan menimbang secara matang segala keputusan, termasuk dalam investasi maupun bisnis, ucap Suzy.

 

Aktivis lingkungan yang selalu aktif

SELAIN dunia fashion dan kecantikan, ternyata Suzy Hutomo juga punya passion terhadap lingkungan. Kecintaannya terhadap lingkungan sudah dimulai sejak ia menetap di Singapura. Bahkan kala itu, ia sempat menjadi aktivis lingkungan.

Sekembalinya ke Indonesia, Suzy pun berniat meneruskan aksinya. Namun, niat tersebut ditentang oleh kedua orang tuanya. "Tidak dapat izin dari keluarga untuk terus jadi aktivis," kenang dia.

Tapi Suzy tak mati langkah. Karena tak dapat secara langsung menyuarakan kepeduliannya terhadap lingkungan, ia lantas mencoba menyalurkan kepeduliannya melalui bisnisnya.

Apalagi ini sejalan dengan bisnis The Body Shop yang juga menaruh perhatian khusus pada isu-isu lingkungan. Bahkan ia menggalakkan kampanye ramah lingkungan seperti bring back our bottle yang mengajak konsumen mengembalikan kemasan bekas ke gerai The Body Shop.

Selain itu, Suzy juga terpilih sebagai 300 peserta Climate Change Project Al Gore di Melbourne, Australia. Kini Suzy pun masih aktif menjadi pembicara di beberapa kesempatan acara bertema lingkungan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Suzy menerapkan aksi ramah lingkungan. Seperti pemilihan lampu rumah menggunakan LED yang hemat energi, konstruksi rumah dengan kayu daur ulang serta selalu membawa botol minum. "Dimulai dari hal kecil, saya yakin bisa turut menjaga bumi," ucapnya optimistis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru