kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proses merger, saham CTRS & CTRP disuspensi


Jumat, 13 Januari 2017 / 07:07 WIB
 Proses merger, saham CTRS & CTRP disuspensi


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan dua saham properti grup Ciputra mulai hari ini, Jumat (13/1). Penghentian perdagangan alias suspensi ini merupakan permintaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai proses merger tiga perusahaan grup Ciputra.

Hanya perdagangan saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang masih berjalan. CTRA nantinya menjadi perusahaan hasil merger dengan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) dan PT Ciputra Property Tbk (CTRP).

"Keduanya disuspensi untuk proses konversi ke saham CTRA. Sebenarnya tidak perlu disuspensi, tapi dari OJK meminta untuk disuspensi agar proses konversi ke saham CTRA tidak ada yang bingung dan salah," kata Harun Hajadi, Direktur CTRA kepada KONTAN, Kamis (12/1).

Penghentian perdagangan saham CTRS dan CTRP akan berlangsung hingga 18 Januari. Pada hari ini pun, grup Ciputra memproses pembayaran pembelian saham kepada pemegang saham yang tidak setuju merger dan meminta sahamnya dibeli.

Pada 19 Januari akan terjadi konversi saham-saham CTRS dan juga CTRP menjadi CTRA sekaligus menjadi tanggal perdana pembelian saham hasil konversi. Pada tanggal ini pula saham CTRS dan CTRP akan delisting dari bursa. Usai merger, saham CTRA yang diperdagangkan di pasar juga akan bertambah.

"Total saham seluruhnya 18,56 miliar saham, free float sekitar 49%" kata Harun.

Reza Priyambada, Analis Senior Binaartha Parama Sekuritas, menyatakan, dengan adanya merger maka aset CTRA meningkat menjadi dua kali lipat. Dengan melihat harga saham CTRA saat ini yang sebesar Rp 1.270 per saham, dengan suatu simulasi sederhana maka didapatkan bahwa harga wajar dari CTRA saat ini adalah Rp 2.500.

Dengan merger, komposisi permodalan CTRA juga berubah. Merger juga menjadi salah satu cara untuk mengangkat nilai kapitalisasi pasar grup Ciputra.

"Persaingan untuk menjadi pemegang market caps terbesar dengan BSDE mungkin akan terjadi apabila setelah merger grup Ciputra ekspansif," kata Reza.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) masih menjadi emiten properti dengan kapitalisasi pasar terbesar pada Rp 33,39 triliun, disusul PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan market caps Rp 28,5 triliun.

PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) berada di posisi ketiga di angka Rp 24,4 triliun. CTRA bakal menggeser posisi PWON dengan market cap Rp 29,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×