kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekor saham Apple menyokong bursa saham Wall Street


Rabu, 01 Agustus 2018 / 22:15 WIB
Rekor saham Apple menyokong bursa saham Wall Street
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Laporan perolehan laba yang kuat dari raksasa teknologi Amerika Serikat (AS), Apple Inc, mendorong bursa saham AS. Kinerja Apple yang cemerlang untuk sementara menyingkirkan kekhawatiran pasar soal perang perdagangan yang meningkat antara AS dengan China.

Harga saham Apple yang melonjak 4,7% ke rekor tertinggi yakni US$ 199,26 per saham menjadi penyokong tiga indeks utama bursa AS.

Hingga pukul 21.50 WIB, Rabu malam (1/8), indeks Dow Jones Industrial Average naik 2 poin atau 0,01% ke level 25.417,19. Sementara indeks S & P 500 menguat 2,74 poin atau 0,10% ke posisi 2.819,03. Adapun, indeks Nasdaq Composite naik 36,90 poin atau menguat 0,48% menjadi 7.708,69.

Seperti dikutip Reuters, Apple memperkirakan pendapatan sebesar US$ 60 miliar hingga US$ 62 miliar untuk kuartal keempat tahun fiskal 2017-2018 yang berakhir September 2018. Estimasi ini mengalahkan perkiraan analis yang dihimpun Thomson Reuters yang meramalkan pendapatan Apple mencapai US$ 59,6 miliar.

"Saham Apple bergerak dan hasilnya akan positif. Tetapi apakah itu adalah efek jangka panjang pada sektor teknologi adalah pertanyaan yang tidak dapat dijawab," kata Randy Frederick, Vice President of Trading and Derivatives Charles Schwab.

Sentimen positif dari Apple ini meredakan kecemasan pasar soal tensi perang dagang AS dengan China yang memanas lagi. Ini setelah Presiden AS Donald Trump berencana mengusulkan tarif impor sebesar 25% terhadap barang asal China hingga senilai US$ 200 miliar. Usulan tarif impor 25% itu lebih tinggi dari rencana semula yakni 10%.

China tak tinggal diam dan akan membalas jika AS kembali menekan dengan kebijakan tarif impor yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×